kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Charoen Pokphand kurangi produksi DOC


Jumat, 16 Juni 2017 / 07:31 WIB
Charoen Pokphand kurangi produksi DOC


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mengurangi produksi anak ayam usia sehari atau day old chick (DOC) untuk mengantisipasi melonjaknya pasokan ayam pasca lebaran tahun ini. Produksi DOC akan diturunkan dari saat ini rata-rata 18 juta ekor DOC per pekan.

Pada pekan ke delapan sebelum lebaran tahun 2017, CPIN telah menguranginya sebesar 3,8 juta telur. Telur siap tetas tersebut tidak jadi ditetaskan, sehingga bisa dipastikan produksi ayam pada saat lebaran tidak sebanyak pada kondisi normal.

Komisaris CPIN Suparman Sastrodimedjo mengatakan, pengurangan produksi DOC ini merupakan perintah dari Kementerian Pertanian (Kemtan). Tujuannya untuk mengantisipasi melonjaknya pasokan daging ayam setelah lebaran. Bila pasokan berlebih otomatis harga akan jatuh dan itu dipastikan akan merugikan semua peternak, termasuk perusahaan besar.

Selama ini CPIN memasarkan DOC kepada para peternak rakyat dengan harga sekitar Rp 6.750 per ekor. "Biasanya peternak juga mengurangi produksinya, sehingga pembelian DOC berkurang, sehingga perusahaan juga menyesuaikan supaya harga DOC tidak jatuh drastis," ujarnya, Kamis (15/6).

Setiap pekan CPIN mengaku akan mengurangi produksi DOC sebesar 8% dari total produksi pada kondisi normal seusai instruksi Kemtan. Kemtan memerintahkan pengurangan produksi untuk mengantisipasi jatuhnya harga daging ayam karena suplai yang berlebihan, seperti yang terjadi selama ini dan kerap dikeluhkan para peternak rakyat.

Sedangkan telur-telur yang tidak ditetaskan yang mencapai sebanyak 3,8 juta butir kemudian disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan sebagai bagian Corporate Social Responsibility (CSR). Suparman mengatakan, telur tersebut dalam kondisi baik dan sehat untuk dikonsumsi.

Suparman menambahkan CPIN tidak menjual telur tersebut ke pasar karena berpotensi menekan harga telur dan merugikan para peternak layer. "Kami memang menjual telur ayam juga tapi sebagian besar kami beli dari peternak layer, kalau produksi telur khusus komersial kecil sekali," ujarnya tanpa menyebut angka produksinya.

Catatan saja, CPIN memiliki budidaya ayam petelur yang produksinya mencapai 2 juta ekor. Selama ini CPIN menyerap telur peternak dari Blitar Jawa Timur seharga Rp 15.500 per kg dengan volume rata-rata 20 ton telur per ha. Harga tersebut fluktuatif tergantung situasi di lapangan.Antisipasi harga ayam dan DOC jatuh, CPIN kurangi 3,8 juta butir telur tetas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×