kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspansi jaringan internet rumah semakin gencar


Selasa, 16 Januari 2018 / 11:05 WIB
Ekspansi jaringan internet rumah semakin gencar


Reporter: Azis Husaini, Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan jaringan internet di Indonesia yang semakin besar, menyebabkan perusahaan internet service provider (ISP) semakin gencar melakukan ekspansi jaringan. Ekspansi mereka terutama di pasar ritel melalui jaringan homepass (rumah yang terkoneksi internet).

PT Link Net Tbk (LINK) misalnya, menargetkan menambah rata-rata 200.000 homepass per tahun sehingga bisa mencapai target 2,8 juta pada tahun 2021. "Itu rata-rata, sehingga jumlahnya bisa bervariasi setiap tahunnya dalam empat tahun ke depan," kata Joel Ellis, Head of Investor Relations Link Net ke KONTAN, Senin (15/1).

Saat ini, Link Net sudah memiliki lebih dari 2 juta homepass. Namun, perusahaan ini belum bisa menyampaikan realisasi sampai akhir tahun tahun 2017. Sementara jumlah pelanggan Homepass Link Net per kuartal III-2017 telah mencapai 561.000.Pada semester II 2017, Link Net telah membeli jaringan fiber backbone yang melewati banyak wilayah Jawa.

Saat ini, perusahaan belum menetapkan akses ke kota baru mana lagi yang akan dibuka. Membidik jaringan baru di bisnis homepass, Link Net sudah beroperasi di wilayah Jakarta, Bandung, di wilayah Surabaya, Medan, Batam dan Bali. Joel mengatakan, pihaknya masih akan melanjutkan strategi perusahaan sebelumnya dalam membuka akses, yakni membidik kota metropolitan di Indonesia dengan populasi tinggi.

Gencarnya pembangunan jaringan homepass ini juga dilakukan PT Cyberindo Aditama (CBN). Perusahaan yang masuk dalam Grup Salim ini menargetkan pembangunan homepass sebanyak 2,1 juta jaringan sampai tahun 2020.Langkah Cyberindo Aditama masuk ke bisnis homepass ini tidak lain karena peluang yang menjanjikan. "Tahun 2025 ada bonus demografi, kami harus adaptasi," ungkap Harry D. Setiawan, Asisten Presiden Direktur Cyberindo Aditama.

Mayoritas dari populasi hasil bonus demografi itu adalah generasi yang melek digital, sehingga CBN harus cepat menyesuaikan diri agar bisa memenuhi kebutuhan internet mereka. Ini bisa dilihat dari setiap aktivitas mereka yang tidak bisa lepas dari digital, dari membeli makanan, bepergian, sampai berbelanja.Harry memaparkan, setelah pihaknya melakukan pemetaan pasar ritel ini tergambar , keinginan para pelanggan ritel bukan saja memakai internet untuk sekadar download, tetapi juga untuk kebutuhan data dengan lalu lintas tinggi.

Membaca fenomena itu, akhirnya CBN membangun ekosistem digital dengan menawarkan produk ritel. Salah satunya membangun serat optik melalui PT Mega Akses Persada (FiberStar) di berbagai daerah dengan target menjangkau 200 kota. Hingga awal Desember 2017, jaringan existing baru mencapai 150.000 homepass. Sementara pada tahun 2018 perusahaan ini akan membangun jaringan sekitar 1.502.000 jaringan homepass setiap bulan. Sayang Harry belum mau membuka nilai investasi yang untuk membangun infrastruktur serat optik itu. "Kami hanya memetakan kebutuhan saja," ujar dia.

Dengan semakin banyaknya pelanggan dari ekspansi seat optik tersebut, perusahaan ini juga sudah memiliki data center dengan sertifikasi 3 tier data center. Perusahaan ini memiliki banyak klien korporasi, termasuk klien dari Grup Salim yakni Elevenia dan juga iLotte.Harry menegaskan, data para klien akan aman disimpan di data center milik CBN, sehingga tidak perlu khawatir data berpindah tangan, apalagi sampai ke luar negeri. Perusahaan ini membangun data center ini di Indonesia, tepatnya di Gedung Cyber 2, Jakarta.

Selain data center, perusahaan ini juga memiliki divisi bisnis cloud computing yang mampu menyimpan data hingga tujuh hari ke belakang. Terkait after sales, perusahaan ini baru saja bekerja sama dengan Transcosmos Inc dari Jepang untuk mengembangkan pasar layanan usaha call center di Indonesia. "Karyawan sudah ribuan, sebab bukan hanya untuk industri (internet) saja kebutuhan call center," imbuhnya.

Tidak ingin ketinggalan, PT Supra Primatama Nusantara sebuah perusahaan berbasis teknologi informasi (TI) yang dikenal dengan Biznet Network ini berencana menambah jaringan homepass. "Dalam setahun kami menargetkan membangun antara 50.000 sampai 75.000 homepass," terang Direktur Utama Biznet Adi Kusuma.

Catatan KONTAN, tahun ini, Biznet berencana menambah jaringan serat optik sepanjang 10.000 km dengan investasi sekitar US$ 80 juta. Tujuannya adalah memperluas cakupan perusahaan ini di beberapa kota, seperti Jambi, Padang, Palembang, dan Batam.

Selain mengembangkan jaringan serat optik, Biznet berkomitmen membangun hotspot di lebih banyak lokasi di tanah air. Khususnya di Pulau Jawa, Bali, Sumatra, dan Batam. Saat ini Link Net sudah memiliki lebih dari 2 juta homepass di berbagai wilayah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×