kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,60   -12,89   -1.40%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gagal ekspor ke Eropa Timur, ini strategi TIRT


Jumat, 08 September 2017 / 21:32 WIB
Gagal ekspor ke Eropa Timur, ini strategi TIRT


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Berbagai kesempatan untuk memperluas ekpor ke negara lain selalu PT Tirta Mahakam Resource Tbk (TIRT) lakukan. Sebelumnya, pada semester I 2017 TIRT sempat menjajaki kawasan Eropa Timur sebagai destinasi ekspor baru.

Namun sayang, TIRT terkendala masuk ke Eropa Timur karena ekonomi negara-negara di kawasan tersebut tertekan. Meski kini ekonomi Eropa cenderung membaik seiring indikasi ECB (European Central Bank) melakukan pelonggaran stimulus, manajemen TIRT mengatakan tak kunjung mendapat respon dari negara ekspor tujuan untuk merealisasikan penjualan.

Selain terus membidik negara tujuan ekspor baru, TIRT juga senantiasa menerapkan strategi pembuatan produk baru. Diantaranya produk TIRT, yaitu floorbase, general plywood, concrete panel, blockboard, polyester plywood dan polyester blackboard.

"Saat ini produk baru Marine Plywood on going certification," kata Djohan Surja Putra, Corporate Secretary Tirta Mahakam Resource, Jumat (8/9).

Pengembangan produk dalam penggunaan bahan dasar kayu juga TIRT lakukan. Saat ini TIRT sedang menggunakan kayu sengon sebagai bahan pembuatan blockboard. Djohan mengatakan penggunaan kayu sengon ditujukan untuk kebutuhan hasil produk yang tebal dan ringan.

Selain itu, TIRT saat ini sedang mengembangkan produk yang akan berfokus pada produk polyster sebagai produk berjenis premium. Menurut Djohan keunggulan produk ini adalah di Indonesia baru ada tiga pabrik yang mampu membuat oleh karena itu harganya premium.

Djohan mengatakan prospek bisnis TIRT masih akan menjanjikan. Faktor pendorongnya adalah, pertama subsitusi produk belum dikembangkan dengan baik dan kedua supply semakin berkurang.

"Supply dari Malaysia berkurang karena mereka kesulitan raw material, hal ini bisa jadi katalis positif," kata Djohan. Selain itu, permintaan kayu untuk produk spesial akan naik.

Sementara Djohan mengatakan bisnis pengolahan masih terkendala cuaca yang kurang mendukung dan ketersedian material.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×