kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garuda Indonesia gunakan strategi ini untuk membidik target laba US$ 70 juta


Jumat, 26 Juli 2019 / 20:10 WIB
Garuda Indonesia gunakan strategi ini untuk membidik target laba US$ 70 juta


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) optimis di tahun 2019 ini bisa catatkan laba bersih US$ 70 juta tahun ini. GIAA optimistis dengan target itu setelah laporan keuangan kuartal I 2019 yang telah disesuaikan, mencatat laba tahun berjalan sebesar US$ 19,74 juta.

Informasi saja, Jumat (26/7) ini, GIAA kembali merilis laporan keuangan tahun 2018 dan kuartal I 2019. Untuk kuartal I 2019, pos piutang lain-lain turun dari US$ 283,8 juta menjadi US$ 19,7 juta setelah disesuaikan.

Baca Juga: Garuda kembali merilis laporan keuangan, bagaimana dengan kinerja di kuartal I 2019?

Pos aset pajak tangguhan juga berubah dari US$ 45,3 juta menjadi US$ 105,3 juta. Dengan demikian total aset GIAA di kuartal I 2019 setelah disesuaikan menjadi US$ 4.328,6 juta dari sebelumnya US$ 4.532,6 juta.

Sementara, Garuda Indonesia melalui anak usahanya, Citilink, berupaya membatalkan kerja sama dengan PT Mahata Aero Teknologi berdasarkan dari rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

PT Mahata Aero Teknologi sendiri merupakan perusahaan penyedia layanan wi-fi untuk Citilink. Model bisnis yang dilakukan adalah Mahata menyediakan layanan wi-fi gratis ke penumpang Citilink.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) gelar public expose restatement hari ini, Jumat (26/7)

Adapun pendapatan Mahata awalnya bakal berasal dari berbagai digital platform yang mau membuka layanannya pada saat pesawat Citilink berada dalam kondisi terbang melalui konektivitas yang disediakan Mahata.

Nah, Citilink dalam posisi itu, bakal menerima pendapatan dari Mahata sebagai bentuk kompensasi layanan yang diberikan.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko GIAA Fuad Rizal menjelaskan bahwa dengan mengabaikan adanya transaksi itu, pihaknya tetap yakin dengan kinerja operasional GIAA di kuartal I 2019 bakal terus berlanjut hingga akhir tahun 2018.

“Strateginya melalui efisiensi dari komponen biaya sewa pesawat dan menurunkan utilisasi pesawat agar konsumsi avtur menurun,” katanya pada Jumat (26/7).

Baca Juga: Revisi laporan keuangan, saham Garuda Indonesia (GIAA) menukik

Komponen biaya pesawat, dilakukan dengan melakukan memperpanjang masa sewa pesawat yang akan jatuh tempo di tahun ini. Sampai saat ini, kata Fuad, sudah ada sekitar 10 sampai 15 pesawat yang masa sewanya diperpanjang.




TERBARU

[X]
×