kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot inovasi, litbang Kemperin kolaborasi dengan pelaku industri


Kamis, 12 April 2018 / 11:13 WIB
Genjot inovasi, litbang Kemperin kolaborasi dengan pelaku industri
ILUSTRASI. Menperin Airlangga Hartarto


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kolaborasi antara Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) bersama pelaku industri terus ditingkatkan, baik di level pabrikan besar maupun di tingkat pebisnis IKM. Kepala BPPI Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara mengatakan, perlu dibentuk pola kerja sama yang saling memperkuat serta mendorong penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan Iptek.

"Sebenarnya, kerja sama litbang memberikan banyak manfaat bagi lembaga litbang dan mitra yang terlibat, seperti adanya sharing cost and risk, perluasan dan keleluasaan akses terhadap sumber daya yang diperlukan, peningkatan kemampuan atau kompetensi sumber daya peneliti dan lembaga, juga memperluas jejaring kerja," paparnya dalam keterangan resmi yang diperoleh Kontan.co.id, Kamis (12/4).

Salah satu contoh kolaborasi litbang BPPI dengan industri yang dapat secara langsung menjawab kebutuhan industri adalah kerja sama BPPI dengan PT Rekadaya Multi Adiprima (RMA) yang telah terjalin sejak 2016. Pada tahun 2017, BPPI dan PT RMA telah memperluas kerja sama dengan lima unit Balai Besar, yaitu Balai Besar Kimia dan kemasan (BBKK) terkait penelitian dan pengembangan material flame retardant, anti fungi, painting dan transport packaging

Selanjutnya, dengan Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) terkait pengembangan material composite berbasis serat, Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM ) terkait teknologi machine stamping, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) terkait interior otomotif berbasiskan budaya lokal Indonesia, serta Balai Besar Kulit Karet dan Plastik (BBKKP) terkait material berbasis karet dan plastik.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, dalam upaya mendongkrak daya saing Indonesia dan memperoleh manfaat dari era revolusi Industri 4,0, hal penting yang harus dibangun adalah penguatan inovasi di sektor industri. “Oleh karena itu, kualitas dan intensitas kegiatan litbang industri terus ditingkatkan di berbagai lini dengan mempertimbangkan aspek perilaku pasar," katanya dalam keterangan resmi.

Menurut Airlangga, revolusi Industri 4.0 ditandai dengan peningkatan ketersambungan antara manusia, mesin dan sumber daya alam yang dibangun oleh penerapan teknologi informasi dan manufaktur generasi lanjut. “Hal ini menjadikan sebagian dari rantai pasok dunia untuk meningkatkan penguasaan teknologi modern guna menyesuaikan terhadap kemajuan industri global. Tentunya, teknologi terkini yang mengedepankan proses industri yang lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan," jelasnya.

Menperin juga telah mengajak agar industri nasional baik skala besar maupun sektor IKM dapat memanfaatkan perkembangan teknologi digital terkini dalam upaya kesiapan menghadapi era Industri 4.0. Sistem ini berpeluang membangun produksi manufaktur yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Bahkan, menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12%-15%.

Misalnya, penggunaan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri. Selain itu, teknologi digital lainnya seperti Artificial Intelligence, HumanMachine Interface, robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.

"Lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan implementasi Industri 4.0 di Indonesia, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektonik," imbuh Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×