kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Golden Energy menuntaskan akuisisi Barasentosa bulan depan


Selasa, 21 Agustus 2018 / 13:23 WIB
Golden Energy menuntaskan akuisisi Barasentosa bulan depan
ILUSTRASI. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS)


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) menargetkan akuisisi 100% saham PT Barasentosa Lestari tuntas pada akhir September 2018. Aksi korporasi itu menghabiskan dana hingga US$ 65 juta.

Golden Energy sudah mengantongi izin dari pemegang saham utama perseroan yaitu Golden Energy and Resources Limited. Sejatinya, mereka telah mengajukan izin sejak Mei 2018.

Adapun perkiraan cadangan batubara Barasentosa Lestari  mencapai 196 juta ton dengan kandungan 4.600 kilokalori per kilogram (kkal/kg) hingga 5.000 kkal/kg. Golden Energy bermaksud mengekspor 60% di antaranya. Sementara 40% untuk pasar domestik.

Namun, jadwal produksi batubara Barasentosa Lestari bukan tahun ini. "Mulai produksi mungkin tahun depan sekitar 1 juta ton. Secara bertahap kami akan meningkatkan volume produksinya," kata Bonifasius, Presiden Direktur PT Golden Energy Mines Tbk saat dihubungi KONTAN, Minggu (19/8).

Sementara pada tahun ini Golden Energy menargetkan produksi 24,8 juta ton batubara. Target tersebut sudah memasukkan tambahan volume 3 juta ton batubara yang sedang mereka ajukan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sementara target penjualan sampai akhir tahun ini sebesar US$ 960 juta atau 26,41% lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Sepanjang 2017, Golden Enery membukukan penjualan bersih US$ 759,45 juta.

Sampai Juni 2018, Golden Energy memproduksi 9,09 juta ton batubara. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham GEMS di Bursa Efek Indonesia itu yakin mampu menggenapi sisa target produksi tahun 2018 lantaran sejauh ini kondisi cuaca cukup mendukung.

Salah satu kontributor produksi batubara adalah anak usaha bernama PT Borneo Indobara. Selama semester I 2018, volume produksinya tumbuh sekitar 26% yoy.

Peningkatan volume produksi tersebut serta-merta mendongkrak kinerja keuangan Golden Energy. "Selain itu, pada semester pertama tahun ini harga jual agak bagus, itu yang membuat penjualan di semester I 2018 bisa mencapai target," terang Bonifasius.

Selama semester I 2018, penjualan bersih Golden Energy naik lebih dari 1,5 kali lipat menjadi US$ 480,74 juta. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa laba bersih tumbuh 32,33% yoy menjadi US$ 67,82 juta.

Biarpun nada optimisme masih mengalun, bukan berarti Golden Energy tak menemui tantangan. Perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China menjadi tantangan terbesar mereka. Maklumlah, mayoritas orientasi bisnis Golden Energy adalah pasar mancanegara. Tantangan lain adalah belanja alat produksi yang harus mengantre hingga dua tahun.

Sementara hingga kini, Golden Energy sudah menyerap US$ 20 juta dari total alokasi dana belanja modal 2018 sebesar US$ 31 juta. Dana yang sudah terbayarkan sekitar US$ 7 juta. "Digunakan untuk memperluas pelabuhan, pelebaran dan pelapisan jalan dan membangun mess karyawan," jelas Bonifasius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×