kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Importir terbatas, harga daging kerbau masih tinggi


Rabu, 25 April 2018 / 17:35 WIB
Importir terbatas, harga daging kerbau masih tinggi
ILUSTRASI. Ilustrasi penyembelihan daging hewan kurban


Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga daging kerbau Indonesia masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara lain. Hal itu dikarenakan jumlah importir daging kerbau di Indonesia dibatasi. Saat ini, impor daging kerbau hanya dapat dilakukan oleh Perum Bulog.

"Kalau banyak importirnya harga akan lebih bersaing sehingga lebih murah," ujar Ishana Mahisa, Ketua Umum Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia atau National Meat Processor Association (Nampa) kepada Kontan.co.id, Rabu (25/4).

Ishana membandingkan harga daging kerbau Indonesia masih lebih mahal bila dibandingkan dengan Malaysia. Harga daging kerbau untuk konsumsi di Malaysia sekitar Rp 60.000 per kilogram (kg) sementara di Indonesia Rp 80.000 per kg.

Hal tersebut disebabkan oleh perbandingan jumlah importir. Ishana bilang, importir daging kerbau di Malaysia mencapai 22 importir.

"Kalau yang impor banyak orang akan berbeda dengan satu orang pasti bersaing," terang Ishana.

Tidak hanya untuk konsumsi dan stabilisasi harga, daging kerbau pun dinilai dapat meningkatlan daya saing produk olahan daging Indonesia. Peningkatan tersebut disebabkan harga daging kerbau yang lebih murah.

Hal itu dengan catatan bila daging kerbau dapat diimpor lebih dari satu perusahaan. Tiap bulannya, Malaysia mengimpor daging kerbau sebesar 16.000 ton.

Ishana bilang, industri daging olahan Malaysia telah menggunakan daging kerbau. Pasalnya, daging kerbau untuk industri olahan di Malaysia dapat mencapai harga Rp 34.000 per kg.

Angka tersebut dinilai berbeda jauh bila dibandingkan dengan harga daging sapi untuk industri olahan. "Di Indonesia harga daging kerbau untuk industri masih Rp 60.000 per kg," jelas Ishana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×