kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indopoly andalkan high grade


Senin, 21 Mei 2018 / 12:08 WIB
Indopoly andalkan high grade
ILUSTRASI. Kemasan yang memakai produk IPOL


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk melanjutkan pengembangan bisnis kemasan kualitas tinggi atawa high grade. Perusahaan berkode saham IPOL di Bursa Efek Indonesia itu kepincut iming-iming margin lebih tebal dibandingkan produk kemasaan low grade yang selama ini diporuksi.

Paling tidak, menurut catatan KONTAN, Indopoly sudah mengembangkan bisnis kemasan kualitas tinggi sejak tahun lalu. Kala itu, manajemen perusahaan ini menyebutkan, produk kemasan kualitas tinggi berupa flexible packaging film, menyumbang 40% terhadap total penjualan.

Meski getol memasarkan produk kemasan kualitas tinggi, Indopoly belum berpikir meningkatkan fasilitas produksi kemasan kualitas tinggi. Pertimbangan mereka, permintaan produk tersebut belum sesuai dengan ekspektasi.

Sejauh ini, porsi permintaan kemasan kualitas tinggi sekitar 50% terhadap total permintaan kemasan Indopoly. "Kalau (permintaan) high end sudah 70%-80% baru kami berpikir untuk memutuskan tambah kapasitas," ungkap Jeffrey Halim, Wakil Presiden Direktur PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk kepada KONTAN, Minggu (20/5).

Sementara itu menurut materi paparan publik tanggal 3 Mei 2018, Indopoly tercatat memiliki total kapasitas produksi terpasang 100.000 ton per tahun. Sebanyak 65.000 ton per tahun merupakan kapasitas produksi pabrik di Purwakarta, Jawa Barat.

Kemudian, 35.000 ton per tahun lagi merupakan total kapasitas produksi dariĀ  dua pabrik di China. Perinciannya, 25.000 ton per tahun kapasitas produksi pabrik Suzhou di Jiangsu dan 10.000 ton per tahun kapasitas pabrik Kunming di Yunnan.

Sejatinya, utilitas produksi ketiga pabrik sudah mencapai level maksimal atawa 100%. "Nature bisnis kami menyebabkan mesin tidak boleh berhenti, sehingga kami harus terus dapat pelanggan baik lewat spot maupun contract order," terang Jeffrey.

Makanya, saban tahun, Indopoly juga rajin berburu pelanggan untuk semua jenis kemasan. Perusahaan tersebut mengincar pesanan langsung atau spot order maupun pesanan kontrak alias contract order.

Masing-masing jenis pesanan menawarkan kelebihan. Agar tak menghasilkan produk limbah atau waste product, biasanya Indopoly mengandalkan pesanan langsung. Sementara pesanan kontrak menawarkan jalinan kerjasama jangka panjang, Jangka waktu kontrak pesanan dengan pelanggan sekitar 5-10 tahun.

Manajemen Indopoly mengaku banyak meneken kerjasama dengan perusahaan barang konsumsi untuk pesanan kontrak. "Yang contract order perusahaan-perusahaan besar seperti Indofood, PepsiCo dan perusahaan consumer goods lainnya," tutur Jeffrey.

Namun perlu diketahui, Indopoly memastikan nilai kontrak setiap perusahaan yang menjadi pelanggan tadi, tak akan lebih dari 20% terhadap total kapasitas produksi pabrik. Hal ini merupakan langkah antisipatif agar mereka tak tergantung pada satu pelanggan besar.

Menurut laporan keuangan periode 31 Maret 2018, Indopoly memiliki pelanggan besar dengan nilai transaksi lebih dari 10% terhadap total penjualan. Pelanggan itu adalah
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dengan nilai transaksi US$ 8,14 juta atau 16,19% terhadap total penjualan, sekitar US$ 50,29 juta. Kedua perusahaan itu terafiliasi di bawah Grup Salim.

Indopoly tak menyebutkan target penjualan tahun 2018. Namun untuk laba bersih, mereka mengincar US$ 5 juta. Sebagai perbandingan, tahun lalu, mereka mencetak penjualan US$ 198,93 juta dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih, sebesar US$ 2,1 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×