kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri kemasan gunting target pertumbuhan


Minggu, 15 Oktober 2017 / 16:56 WIB
Industri kemasan gunting target pertumbuhan


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan industri kemasan (packaging) diperkirakan tak sesuai target awal. Federasi Pengemasan Indonesia mengoreksi target pertumbuhan yang awalnya 8%-9% menjadi hanya 5%.

Henky Wibowo, Ketua Umum Federasi Pengemasan Indonesia mengatakan, pertumbuhan tidak sesuai harapan karena kecenderungan penurunan daya beli konsumen di dalam negeri. Khususnya barang-barang consumer goods dan lemahnya transaksi jual beli di ritel modern maupun tradisional.

Kata Henky, saat ini, konsumen cenderung membeli barang secukupnya saja dan menahan hasrat belanja.

Pprodusen kemasan farmasi seperti PT Champion Pacific Tbk (IGAR) juga memangkas target bisnis karena merasa pertumbuhan bisnis kemasan saat ini cenderung lamban. “Kemungkinan stok tahun lalu belum semuanya terjual,” kata Presiden Antonius Muhartoyo, Minggu (15/10).

Memang, kata Antonius, bisnis kemasan pada tahun lalu tumbuh secara luar biasa. Federasi Pengemasan Indonesia mencatat nilai industri kemasan, baik kertas maupun plastik, tahun lalu mencapai Rp 83 triliun.

Apalagi, lanjut Antonius, tahun ini semua bahan baku kemasan rata-rata naik berkisar 3%-4% dibandingkan tahun lalu. Sehingga hal ini menyebabkan industri lebih fokus pada efisiensi ketimbang melakukan ekspansi bisnis.

“Kemasan makanan dan minuman akan selalu tergantung dari pola konsumsi masyarakat untuk bisa tumbuh, sementara kemasan farmasi dipengaruhi kebijakan pemerintah dan kesehatan masyarakat,” terangnya.

Sedangkan bagi produsen kantong semen, PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS), ketersediaan kantong semen yang berkebih menekan bisnis. Persoalan harga bahan baku juga menjadi penyebab penurunan kinerja perseroan.

Misalnya harga bahan baku kantong semen YPAS yang tahun lalu Rp 12.500 per kilogram, saat ini menembus Rp 15.500 per kilogram. Rinawati, Direktur Keuangan YPAS, mengaku kesulitan menaikkan harga lantaran pasar over supply dan kompetisi antar pemain kantong semen juga tinggi.

Pada akhirnya, Federasi Pengemasan Indonesia tidak berharap muluk-muluk. Setidaknya dengan pertumbuhan 5% saja, nilai Industri pengemasan bisa menembus angka Rp 87 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×