Sumber: Surya Online | Editor: Uji Agung Santosa
SURABAYA. Pangsa pasar perdagangan via internet atau electronic commercial (e-commerce) tdak hanya menyasar langsung ke end user saja. Para pebisnis pun mulai banyak yang memanfaatkan e-commerce, untuk transaksi bussines to bussines via online.
Salah satunya dibidang jasa penyediaan tiket pesawat, tiket kereta api, hotel, dan tour wisata dan lain sebagainya. “Untuk online dari pengusaha penyedia jasa ke end user secara online, sudah banyak jenisnya. Kami memilih untuk lebih di atas mereka, yaitu sebagai penyedia produk jasa yang dibisniskan. Jadi jasa tiket pesawat, tiket kereta api, hotel, dan tour wisata, tapi dengan travel agent. Tidak langsung ke end user,” jelas Mieke Cahyadi, Manager Marketing PT Adya Tours, pengelola via.com, saat gathering travel agen di Surabaya, Minggu (14/12/2014).
Jaringan travel online dengan segmen b to b ini, diklaim pertama di Indonesia. Dengan pengelola global oleh pengusaha India di tahun 2005, masuk Indonesia 2008, dan telah memiliki jaringan di Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, China, Afrika Selatan dan beberapa negara di Eropa serta Amerika .
Mieke mengaku, selama ini di Indonesia sudah ada 13.000 travel agent yang tergabung mayoritas di Jakarta. "Sementara di Kota Surabaya sendiri masih sekitar 200 travel agent. Kami targetkan di tahun 2015 mendatang, bisa menambah hingga 50 travel agent di seluruh Indonesia,” jelas Mieke.
Berbagai fasilitas diwarkan, mulai komisi 3 hingga 6% dari maskapai yang diberikan kepada travel agent. Pendaftaran bergabung dengan via.com mudah dan murah, di antaranya foto kopi KTP dan NPWP, foto tempat usaha sebagai agen travel, dan deposit awal Rp 1 juta.
Dengan jumlah itu, sudah bisa melakukan transaksi ke tujuan manapun dengan maskapai apapun. “Kalau travel agent biasanya harus deposit dulu bila dengan maskapai untuk pembelian tiketnya, kami tidak perlu. Cukup Rp 1 juta itu, kemudian bisa membayar bersamaan dengan nilai transaksi yang diajukan. Bisa dilakukan 24 jam per hari, dan 7 hari seminggu,” jelas Mieke.
Nanik Sutaningtyas, Sekretaris Jenderal DPD Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata (ASITA) Jatim, mengakui penggunaan media internet di bisnis jasa ticketing online sudah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. “Memang adanya aturan dari maskapai, sering menjadi kendala bagi agen perjalanan atau travel agent. Dengan jaringan tiket online seperti ini, bisa ada pilihan lain bagi biro untuk menjalankan bisnisnya,” kata Nanik, via telepon.
Terpisah, dalam travel agent gathering yang digelar maskapai penerbangan Citilink di Surabaya, pekan sebelumnya, menyebutkan bila peran agent travel untuk pertumbuhan revenue maskapai sangat penting. "Mereka menjadi pasar tersendiri dalam memasarkan tiket pesawat. Kami memiliki sekitar 600 agent, dan 75% dari total revenue kami dari penjualan melalui agen,” kata Agus Dewanto, VP Sales and Distribution PT Citilink Indonesia.
Begitu pula Saudi Arabia Airlines (SV), dua bulan sebelum rute perdana digelar pada 11 Desember 2014 lalu, mereka lebih dulu menyiapkan travel agent. "Travel agent bagi maskapai adalah partner yang penting. Mereka adalah bagian dari ujung pelayanan kami, kepada pengguna maskapai kami,” kata Herry Setiawan, Vice President Sales & Marketing PT Ayu Berga Indonesia for Saudi Arabian Airlines (SV).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News