kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembangkan politeknik vokasi industri, Indonesia gandeng Swiss


Selasa, 20 Maret 2018 / 20:42 WIB
Kembangkan politeknik vokasi industri, Indonesia gandeng Swiss
Kerjasama Indonesia-Swiss untuk Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia dan Swiss bekerjasama untuk mengembangkan politeknik berbasis kejuruan yang menerapkan sistem ganda (dual system) pada proses pendidikannya. Program ini dinamakan Skill For Competitiveness (S4C).

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan, ada empat politeknik dan satu akademi komunitas milik Kementerian Perindustrian yang akan dikembangkan dalam kerjasama ini, yaitu Politeknik Logam Morowali, Sulawesi Tengah, Politeknik Kayu dan Pengolahan Kayu Kendal, Jawa Tengah, Politeknik Industri Petrokimia Cilegon, Banten, serta Akademi Komunitas Industri Logam Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Selanjutnya, satu sekolah milik Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, yakni Politeknik Pemrosesan Ikan Jember, Jawa Timur. 

Menurut Airlangga, kerjasama kedua belah pihak ini akan meliputi beberapa aktivitas seperti manajemen, kuliah dan pelatihan, penambahan kurikulum, serta penyiapan jejaring dan dukungan teknis dalam pengembangan sistem pendidikan vokasi. “Mereka berkomitmen mendanai fase pertama selama empat tahun proyek,” ujarnya dalam keterangan resmi Selasa (20/3).

Pemerintah Swiss akan memberikan bantuan Rp 110 miliar untuk lima politeknik vokasi di Indonesia yang sudah ditetapkan. 

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir berharap lulusan politeknik yang akan dikembangkan bersama pemerintah Swiss ini, dapat menjawab kebutuhan tenaga terampil di dunia industri. “Kami juga ingin agar para pelaku industri bisa mengajar di politeknik. Jadi, kami dorong komposisi dosen politeknik menjadi 50% dari dunia industri," jelasnya. Dengan sistem tersebut, proses pembelajaran di politeknik diharapkan bisa sesuai dengan kebutuhan industri.

Duta Besar Konfederasi Swiss untuk Indonesia Yvonne Baumann mengatakan melalui program ini, Swiss mendukung upaya Indonesia untuk meningkatkan keterampilan profesional untuk mengurangi tingkat pengangguran sehingga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. “Kerjaama vokasi Swiss dengan Indonesia sudah berjalan sejak tahun 1970 an di bidang teknik, pendidikan guru dan turisme,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×