kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenperin: infrastruktur jadi acuan kembangkan kendaraan listrik


Rabu, 18 Juli 2018 / 22:49 WIB
Kemenperin: infrastruktur jadi acuan kembangkan kendaraan listrik


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini kendaraan listrik menjadi tantangan tersendiri bagi industri otomotif nasional. Dimana pemerintah Indonesia merencanakan tahun 2025 nanti ditargetkan 20% produksi mobil di Indonesia adalah kendaraan dengan sentuhan elektrifikasi, termasuk mobil hybrid.

Menurut pemaparan Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, pada 2025 target produksi mobil di Indonesia adalah sebanyak 2 juta unit. Dimana 200.000 kendaraan yang diproduksi di Indonesia pada tahun itu adalah kendaraan elektrifikasi.

"Perlu saya tekankan bukan mobil listrik full saja, tapi kendaraan Low Carbon Emmission Vehicle (LCEV)," ujar Putu, Rabu (18/7). Adapun LCEV yang dimaksud termasuk jenis hybrid dan plug in hybrid.

Sementara itu, beredar pandangan soal mobil listrik bakal mengancam industri komponen otomotif di Indonesia lantaran tak memerlukan komponen sebanyak mobil konvensional. Menepis hal ini, Putu mengatakan terlalu dini kalau dibilang kendaraan elektrifikasi bisa mematikan industri komponen otomotif.

"Untuk menuju industri kendaraan listrik itu membutuhkan beberapa tahapan, tidak serta merta langsung menuju kendaraan listrik sepenuhnya," ungkapnya.

Apalagi, katanya, jaringan listrik di Indonesia memiliki tantangan distribusi yang belum merata sehingga infrastruktur yang kokoh diperlukan untuk membangun pasar kendaraan tersebut.

Lagi pula bicara komponen mobil, kata Putu, jenis internal combustion engine (ICE) menurutnya ada sekitar 30.000 item, sedangkan Electric Vehicle menurut perhitungan Kemenperin kisaran 20.000 item. "Jadi tidak terlalu banyak reduksinya,” sebutnya.

Kementerian Perindustrian optimis mobil jenis hybrid, hybrid plug-in, dan mobil listrik bakal menjadi kendaraan yang paling laku pada 2040. Sehingga, kebutuhan untuk komponen dipercaya menjadi bertambah, baik secara jenis maupun maupun kuantitasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×