Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri komponen otomotif tak mau ketinggalan kereta trend kendaraam listrik. Para pelaku usaha mulai mempersiapkan diri, namun beberapa hal masih mengganjal.
Wan fauzi, sekjen Perhimpunan Industri Kecil dan menengah Komponen Otomotif (PIKKO) mengatakan bahwa banyak anggotanya tengah mempertanyakan kecenderungan jenis komponen yang akam digunakan.
"Kami tengah melihat mana yang lebih banyak apakah komponen metal atau plastik, secara teknologi kami yakin bisa mengikuti," terang Wan, Rabu (18/7).
Walaupun, industri belum penuh dalam mengatasi kebutuhan komponen otomotif listrik, yang pasti pabrikan akan menyesuaikan secara bertahap. "Kami siapkan mana saja komponen yang terpakai, misalnya untuk hybrid tentu masih menggunakan tangki dan knalpot," urainya.
Adapun kondisi bisnis komponen saat ini menurut Wan masih mendapatkan banyak tantangan. Dengan pelemahan rupiah, material komponen yang mayoritas didapatkan dari impor menjadi mahal. "Bisa dibilang 80% kami masih impor," ujar Wan.
Material seperti plastik dan baja, rata-rata menurut Wan diambil dari impor. Kondisi ini disebabkan karena produksi domestik tidak sesuai spesifikasi industri komponen dalam negeri.
Sementara naiknya harga material belum diimbangi dengan kenaikan harga produk. "Bisa dibilang 80%-90% ongkos produksi dari material, maka untuk dapat margin 5% saja sudah untung," sebut Wan.
Untuk itu, Wan berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian. Misalnya dengan memberikan insentif kepada industri komponen yang akan memulai penambahan produksi khusus mobil listrik.
Tercatat, anggota PIKKO saat ini mencapai 122 badan usaha yang tersebar di berbagai daerah. Adapun kontribusinya sekitar 30% dari produksi komponen otomotif nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News