kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kino melebarkan kongsi di ASEAN


Kamis, 24 Mei 2018 / 12:18 WIB
Kino melebarkan kongsi di ASEAN
ILUSTRASI. Produk PT. Kino Indonesia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kino Indonesia Tbk agresif menjalin kerjasama bisnis dengan mitra asing, utamanya di kawasan ASEAN. Setelah berkongsi dengan pebisnis Malaysia, Singapura dan Thailand, tahun ini Kino membentuk joint venture (JV) baru dengan perusahaan asal Kamboja.

Kerjasama dengan perusahaan Kamboja seputar pemasaran produk vitamin rambut merek Ellips. Alasan pemilihan Ellips karena sebelumnya Kino Indonesia sudah tes pasar di Jepang. Lantaran antusiasme pasar Negeri Sakura cukup positif, Kino optimistis pasar Kamboja bakal memberikan respon serupa.

Hanya, Kino Indonesia belum membeberkan detail rencana kongsi dengan mitra asal Kamboja. Makanya, belum ketahuan identitas perusahaan yang dimaksud dan nilai investasinya.

Yang pasti, tak menutup kemungkinan kerjasama berlanjut dalam bentuk pendirian pabrik Kino Indonesia di Kamboja. "Melihat market di Indochina yang besar dengan pertumbuhan GDP rata-rata 6,5% jadi peluang yang baik," kata Harry Sanusi, Presiden Direktur PT Kino Indonesia Tbk, saat paparan publik, Rabu (23/5).

Setahun terakhir Kino Indonesia memang rajin bekerjasama dengan mitra asing. Terbaru adalah kerjasamanya dengan perusahaan asal Malaysia bernama Wah Kong Corporation Sdn Bhd. Semula, Wah Kong merupakan distributor makanan hewan peliharaan produksi  dari Thailand.

Kino Indonesia melihat, perkembangan kelas menengah bakal mendorong peningkatan pendapatan masyarakat. Pada akhirnya, kemampuan mereka membeli produk makanan hewan peliharaan turut terkerek.

Kalau respon pasar positif, Kino Indonesia membuka peluang untuk membangun pabrik makanan hewan peliharaan di Indonesia. Hanya, perusahaan yang tercatat dengan kode saham KINO di Bursa Efek Indonesia tersebut belum berani bicara target pendapatan dari kerjasama dengan Wah Kong.

Sebelum Wah Kong, Kino Indonesia menggaet Wen Ken Drug Co., perusahaan asal Singapura dan Malee Capital Company Limited, perusahaan asal Thailand. Kongsi dengan Malee menghasilkan dua joint venture yakni PT Kino Malee Indonesia dan Malee Kino Company Limited.

Kino Malee Indonesia akan memproduksi produk Malee di Indonesia. Sebaliknya, Malee Kino Company Limited membuat produk Kino Indonesia di Thailand. Sedianya Kino Malee Indonesia bakal merealisasikan produksi perdana pada tahun 2019.

Kino Indonesia masih menimbang jenis produk Malee yang dibikin Kino Malee Indonesia. "Mereka pemain besar beverages di Thailand, salah satu produknya jus dan coconut water," tutur Harry.

Tahun ini Kino Indonesia mematok pertumbuhan penjualan 10% dan laba bersih minimal 35%. Tahun lalu, mereka mencetak penjualan Rp 3,16 triliun dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa laba bersih Rp 110,42 miliar. Masing-masing kinerja itu terhitung turun 9,46% year on year (yoy) dan 38,86% yoy.

Namun Kino Indonesia yakin target pertumbuhan tahun ini realistis. Paling tidak, pertumbuhan kinerja sudah terasa pada kuartal I 2018. Lagipula, mereka juga bakal memacu efisiensi biaya.

Upaya efisiensi Kino Indonesia seperti memangkas stock keeping unit (SKU) berkinerja negatif. Sejauh ini, tersisa 700-800 SKU.

"Seperti produk Resik dan Kids di-cut, dari total 100-150 SKU yang bakal ditarik sampai ada momentum tepat peluncuran kembali," ujar Budi Susanto, Direktur Sales & Marketing PT Kino Indonesia Tbk.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×