kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

La Nina diprediksi muncul pada Juli-September 2016


Selasa, 17 Mei 2016 / 17:30 WIB
La Nina diprediksi muncul pada Juli-September 2016


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Setelah Fenomena El Nino terjadi pada tahun 2015 lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Fenomena La Nina akan terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September 2016. 

La Nina akan menyebabkan bertambahnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berakibat banjir. Hal ini juga akan berdampak pada tanaman pertanian dimana intensitas serangan hama lebih tinggi dan rendemen padi akan rendah karena tingginya kadar air.

Ketua Departemen Penataan Produksi Aliansi Petani Indonesia (API) Muhammad Rifai mengatakan, bila prediksi La Nina tepat terjadi mulai Juli, maka petani memiliki kesempatan yang lebih baik dalam meningkatkan produksi. 

Namun hal ini akan terjadi kalau pemerintah telah mempersiapkan sarana dan prasarana produksi pertanian. pasalnya, kerap terjadi, petani kecil tidak dapat menikmati hasil pertanian secara maksimal karena tidak dapat mengolah produksi pasca panen.

Selain itu, ia bilang petani mengkhawatirkan intensitas serangan hama akan lebih tinggi pada musim hujan. Untuk itu penyuluhan bagi para petani harusnya ditingkatkan dan diperluas sehingga menjangkau semua petani. 

Dengan begitu, diharapkan petani dapat mengantisipasi serangan hama. Sebab selama ini, pemerintah belum maksimal dalam pemberian penyuluhan dan pendampingan dalam menghadapi serangan hama penyakit. Dan yang tidak kalah penting adalah penggunaan teknologi.

"Kalau musim hujan itu waktu untuk pengeringan itu singkat dan tidak maksimal, jadi perlu penggunaan teknologi pengeringan," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (17/5).

Bila petani tidak mendapatkan teknologi, lanjut Rifai, maka rendemen panen saat musim hujan akan rendah sebab kadar air akan lebih tinggi. Dengan demikian, produksi tidak maksimal. 

Dus, pembangunan pabrik pengeringan di sejumlah sentra produksi pertanian sangat mendesak dilakukan untuk mengantisipasi tingginya rendemen saat musim hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×