Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Grup Lippo membuktikan keseriusannya melakukan ekspansi bisnis properti ke Indonesia timur. Setelah merambah Makassar dan Manado, Lippo mulai merangsek ke Bitung Sulawesi Utara.
Presiden Grup Lippo Theo L. Sambuaga dan Walikota Bitung Hanny Sondakh telah menandatangani perjanjian kerjasama untuk mendirikan proyek mixed-use di Bitung pada 1 Juni 2015. Proyek bernilai tidak kurang dari Rp 800 miliar.
Proyek mixed-use dengan total luas bangunan 60.000 meter persegi (m2) tersebut mencakup sekolah, rumah sakit berkapasitas lebih dari 200 tempat tidur, pusat bisnis ritel, dan hotel yang dilengkapi dengan ballroom.
Theo bilang, pembangunan proyek mixed-use tersebut merupakan respon Peraturan Presiden RI Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, di mana jenis infrastruktur yang bisa dikembangkan adalah fasilitas perkotaan seperti rumah sakit, sekolah, hotel, dan pisat bisnis.
"Proyek mixed-use yang berskala internasional ini akan menjadikan Bitung sejajar dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia," ujarnya dalam rilis yang diterima KONTAN, Selasa (2/6).
Theo melanjutkan, ekspansi bisnis properti Lippo selalu berkesinambungan dengan unit-unit usaha yang masih segrup. Misalnya, rumah sakit di Bitung akan dikerjakan oleh Siloam Hospitals, sekolah oleh Yayasan Pelita Harapan, residensial oleh Lippo Homes, hotel oleh Aryaduta, pusat bisnis ritel oleh Lippo Malls, serta Bank Nobu di bisnis perbankan.
Sebagai informasi tambahan, selain di Bitung, Lippo juga menggarap proyek skala besar terintegrasi di Indonesia timur yaitu St. Moritz di Makassar, Monaco Bay di Manado, serta Holland Village di Manado.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News