kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menperin: Investasi naikkan industri dan ekonomi


Senin, 23 Oktober 2017 / 20:51 WIB
Menperin: Investasi naikkan industri dan ekonomi


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga tahun era Jokowi-JK sektor industri terus diperhatikan agar bisa menarik jumlah tenaga kerja. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk menambah jumlah tenaga kerja harus lewat investasi baru.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan kontribusi sektor manufaktur termasuk migas di Indonesia menyumbang sekitar 20% terhadap PDB. Airlangga memproyeksi dalam dua sampai tiga tahun kedepan berkontribusi sampai 22%-23% bagi PDB.

"Kuncinya ada di investasi. Investasi itu meningkatkan pertumbuhan industri dan pertumbuhan ekonomi," tutur Airlangga di gedung Kementerian Perindustrian, Senin (23/10).

Airlangga menjelaskan beberapa investasi yang masih dikejar. Di antaranya, di industri petrokimia, ada investor asal Korea Selatan, Lotte Chemical akan segera merealisasikan investasinya sebesar US$ 3-4 miliar untuk memproduksi naphtha cracker. Lokasinya di Cilegon, Banten dengan total kapasitas sebanyak 2 juta ton per tahun.

Selain itu dalam kunjungan kerjanya pekan lalu Kementerian Perindustrian fokus mendorong para pelaku industri Jepang skala menengah untuk terus berinvestasi di Indonesia. Terdapat tiga sektor manufaktur yang berpotensi dikembangkan bersama oleh kedua negara saat ini, yaitu industri otomotif, elektronika, serta makanan dan minuman. Bila dibanding negara lain di ASEAN, investasi Jepang di Indonesia bisa kembali return 60% dari investasi awal mereka," kata Airlangga.

Menurutnya dalam menawarkan investasi fast track (jalur cepat) dan normal track. Bila fast track, Kemenperin telah memfasilitasi pembangunan kawasan industri khususnya di luar Pulau Jawa. "Untuk yang jalur normal biasanya makan waktu karena bukan di kawasan industri," kata Airlangga.

Pada tahun 2015 hingga 2017, telah dibangun tiga kawasan industri baru di Pulau Jawa dan tujuh kawasan industri baru di luar Pulau Jawa dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 38.432 orang. Untuk kawasan industri baru di luar Pulau Jawa yang telah beroperasi, antara lain di Sei Mangkei (Sumatera Utara), Morowali (Sulawesi Tengah), Bantaeng (Sulawesi Tenggara), Palu (Sulawesi Tengah), dan Konawe (Sulawesi Tenggara).

Meski demikian masih ada industri yang terpuruk karena harga gas yang tak kunjung. Seperti industri kaca, keramik dan juga sarung tangan. "Alternatif lain bisa dari pengadaan gas dari Qatar ke Sumut. Atau kajian studi lain kawasan industri dibuka punya gas sendiri," kata Airlangga.

Dari catatan Kemenperin selama periode tahun 2015-2017, jumlah unit usaha industri menengah dan sedang mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu mencapai 4.433 unit usaha sampai triwulan II tahun 2017, jika dibandingkan tahun 2014 sebanyak 1.288 unit usaha.

Peningkatan ini ditargetkan akan terus berlangsung pada periode dua tahun ke depan hingga mencapai 8.488 unit usaha di akhir tahun 2019.

Sementara itu, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh industri pada periode tahun 2015-2017 ikut meningkat dari 15,39 juta orang pada tahun 2014 menjadi 16,57 juta orang sampai triwulan II tahun 2017 dan ditargetkan akan terus bertambah sampai akhir tahun 2019 hingga mencapai 17,1 juta orang tenaga kerja yang akan terserap oleh industri nasional.

Sejalan dengan peningkatan jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja, nilai investasi sektor industri juga meningkat menjadi Rp 706,9 triliun pada periode tahun 2015-2017 dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai Rp 195,6 triliun. Nilai investasi ini diprediksi akan terus meningkat lagi hingga mencapai Rp 1.759 triliun pada periode dua tahun ke depan.

Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian telah merealisasikan anggarannya hingga September 2017 mencapai Rp 1,73 triliun atau 61% dari pagu tahun ini sebesar Rp 2,84 triliun. Anggaran yang terbesar disalurkan pada beberapa program prioritas, di antaranya pengembangan SDM industri dan dukungan manajemen Kemenperin.

Sedangkan Pagu anggaran Kementerian Perindustrian tahun 2018 sebesar Rp 2,8 triliun akan disalurkan dalam program prioritas dengan porsi terbesar untuk program pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri dan dukungan manajemen yang mencapai Rp 1.068 triliun.

Kemudian, program pengembangan teknologi dan kebijakan industri sebesar Rp 717,50 miliar serta penumbuhan dan pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) sebesar Rp 369,90 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×