Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bisnis minuman beralkohol masih lemah. Lihat saja pendapatan yang dikantongi Diageo Indonesia. Perwakilan resmi produsen minuman beralkohol Diageo Plc asal Inggris tersebut mengaku, mencetak penurunan penjualan 30%-40% sejak jalur penjualannya terbatas di pasar Indonesia.
Saat ini, Diageo menjajakan aneka merek minuman beralkohol di tanah air. Sebut saja Smirnoff, Johnnie Walker, Baileys dan Guinness.
Nah, senada dengan keluhan para produsen minuman alkohol dalam negeri, Diageo Indonesia juga kena dampak Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 6/2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol. Padahal jalur penjualan terbesar Diageo Indonesia adalah minimarket, supermarket dan toko tradisional.
Efek penurunan penjualan terbesar berasal dari jalur toko tradisional. Sebab, komposisi jalur penjualan Diageo Indonesia terbesar adalah toko tradisional alias pengecer lain, yakni sampai 50%.
Sementara minimarket berkontribusi 10%-12%. "Suram sekali penjualan minuman beralkohol sekarang ini, sebab selama ini penjualan Diageo paling besar kontribusinya dari pasar off-trade," ujar Dendy A. Borman, Corporate Relation Manager Diageo Indonesia kepada KONTAN, Minggu (15/5).
Pada tahun ini Diageo Indonesia belum melihat titik cerah bisnis minuman beralkohol. Dus, mereka memprediksi catatan penjualan tahun ini juga belum akan tumbuh.
Hanya paling tidak Diageo Indonesia tetap berupaya agar kinerjanya tak turun lebih dalam. Selain mengoptimalkan jalur penjualan yang ada, mereka akan coba memperkuat produk baru non-alokohol.
Andalan Diageo Indonesia tentu saja masih dari produk sang induk usaha, yakni Guiness Zero. Sejatinya, mereka sudah melakukan tes pasar produk itu sejak tahun lalu. Kalau hasil tes pasar positif, Diageo Indonesia akan memperbanyak volume penjualan Guiness Zero tahun ini.
Hingga saat ini Diageo Indonesia belum berencana membangun pabrik di Indonesia. "Kami melihat environment di Indonesia masih volatile jadi masih belum berani buka pabrik sendiri," ujar Dendy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News