kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Investasi Migas di 2022 Bisa Mencapai Lebih Dari US$ 17 Miliar


Kamis, 20 Januari 2022 / 06:35 WIB
Pengamat: Investasi Migas di 2022 Bisa Mencapai Lebih Dari US$ 17 Miliar


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian ESDM menargetkan investasi migas di sepanjang 2022 senilai US$ 17 miliar. Target ini lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi migas di 2021 yang senilai US$ 15,9 miliar. 

Pengamat Migas, Tumbur Parlindungan menilai di tengah harga komoditas yang cukup tinggi dan diperkirakan akan tetap tinggi di tahun ini, target investasi yang dicanangkan Kementerian ESDM dapat dicapai atau mungkin bisa lebih tinggi lagi. "Hal ini didukung dengan kebutuhan energi yang meningkat tinggi setelah membaiknya kondisi perekonomian dunia pasca pandemi Covid-19," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (19/1). 

Di sisi lain, di sepanjang 2022 Kementerian ESDM juga akan melelang 12 WK Migas atau sebenarnya lebih sedikit dari lelang yang dilakukan pada 2021 yang sebanyak 14 blok migas. Tumbur menilai, bila ada lebih banyak lagi blok yang bisa ditawarkan dengan sumber yang besar, dapat memberikan pilihan untuk para investor. Menurutnya, semakin banyak pilihan akan meningkatkan kesempatan untuk menarik banyak investor di sektor migas. 

Baca Juga: Kementerian ESDM Siapkan Lelang 12 WK Migas di Tahun 2022

"Minat para investor akan meningkat bila mempunyai pilihan dengan kualitas blok yang baik dan perlu didukung dengan ekosistem investasi, kebijakan fiskal dan iklim investasi yang baik pula," kata Tumbur. Pasalnya, investasi di sektor migas merupakan investasi jangka panjang, sehingga kepastian hukum (contract sanctity) adalah keharusan. 

Maka dari itu, beberapa hal yang perlu dicermati untuk menarik investasi migas di tahun ini tentu saja adalah ekosistem kemudahan berinvestasi dan kepastian hukum. Tumbur menilai, hal ini tidak dapat hanya dilakukan oleh sektor ESDM tetapi semua pelaku kepentingan baik pusat maupun daerah. 

"Investasi migas ini yang menggerakkan perekonomian Indonesia selama ini. Kalau kita mau ada pertumbuhan ekonomi yang baik, tentu saja sektor energi adalah sektor utama yang perlu diperbaiki," pungkas dia. 

Baca Juga: Ini Strategi Kementerian ESDM untuk Kejar Target Lifting Migas di 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×