kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.585   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Permintaan kabel dan alat listrik stabil


Jumat, 18 November 2016 / 12:37 WIB
Permintaan kabel dan alat listrik stabil


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Megaproyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) tertunda setelah pemerintah merevisi nilai proyek menjadi 19.376 MW.  Meski begitu, industri kabel domestik tidak khawatir permintaan kabel bakal turun.

Menurut Noval Jamalullail, Ketua Umum Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (Apkabel), kebutuhan kabel konduktor aluminium khususnya kabel transmisi masih bakal stabil, lantaran PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih membutuhkan. "Meski tertunda, kebutuhan kabel konduktor stabil sekitar 87,5 juta meter per tahun," katanya kepada KONTAN, kemarin (17/11).

Ia memproyeksikan, total anggaran untuk kebutuhan kabel distribusi dari pertengahan Juni 2016 sampai Juli 2017 sekitar Rp 4,5 triliun. Nilai ini naik 12,5% dari periode serupa tahun lalu, yang tercatat Rp 4 triliun. Adapun kapasitas pabrik kabel aluminium nasional mencapai 170.000 ton per tahun, dengan tingkat  utilisasi sudah 90%.

PT KMI Wire & Cable Tbk juga tidak khawatir atas dampak revisi target proyek listrik. Emiten saham berkode KBLI ini tetap mendapat pesanan dari PLN untuk menggarap transmisi di sejumlah wilayah. Sampai  kuartal III tahun ini, hampir 32,36% pendapatan KMI Wire berasal dari PLN. Sisanya dari swasta.

Menurut Asep Kusno, Sekretaris Perusahaan KMI Wire & Cable, tahun ini pihaknya menargetkan kontribusi pendapatan dari PLN mencapai 35%. Sedangkan tahun depan  mencapai 40%.

Untuk itu, perusahaan ini mengalokasikan belanja modal US$ 8 juta tahun depan. Sekitar US$ 4 juta bakal terpakai untuk membeli empat mesin baru. Sedangkan sisanya untuk meremajakan dan perawatan mesin produksi.

Saat ini total kapasitas produksi KMI Wire 42.000 ton per tahun. "Di kuartal IV-2017 baru kelihatan kenaikan produksinya," harapnya.

Senada, Karnadi Kuistono, Ketua Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) menyatakan, tertundanya proyek 35.000 MW tidak berpengaruh besar pada penjualan alat listrik. Permintaan alat listrik mulai naik, lantaran semua jalur listrik sudah tersambung. Mulai pembangkit hingga ke  industri dan rumah tangga. Meski utilisasi pabrik ini baru 60%-70%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×