kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,28   -14,21   -1.54%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi migas tahun ini sekitar 99% dari target


Jumat, 15 Desember 2017 / 12:55 WIB
Produksi migas tahun ini sekitar 99% dari target


Reporter: Azis Husaini, Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan hingga akhir tahun lifting migas bisa mencapai 99% dari target APBN-P tahun ini sebesar 1,97 juta barrels oil equivalent per day (boepd). Jika didetailkan, target APBN-P 2017 minyak mencapai 815.000 barel per hari (bph) dan gas 6.440 mmscfd.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher menyatakan, biarpun tidak mencapai 100% dari target, pencapaian itu sudah bagus. Sebab, sepanjang tahun ini terjadi beberapa pengembangan di lapangan migas yang tidak optimal dan ada penurunan produksi secara alamiah yang lebih besar dari perkiraan SKK Migas. "Di beberapa lapangan, penurunan alamiah diperkirakan 10%–15% ini malah 20%-25%. Itu wajar sebetulnya karena kita dominan lapangan tua," ungkapnya, Kamis (14/12).

Selain itu, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi beberapa waktu lalu juga bilang, faktor yang membuat lifting tak mencapai 100% misalnya karena gas di Blok Simenggaris belum ada pembeli. Lalu, ada kejadian platform rigs di Blok West Offshore Madura (WMO) milik PT Pertamina Hulu Energi WMO miring, sehingga terjadi gangguan fasilitas produksi (unplanned shutdown).

Belum lagi pipa-pipa migas yang sudah tua, sehingga produksi tertahan. "Tahun ini banyak yang unplanned shutdown, apalagi kalau Lapangan Banyu Urip mati sehari saja, bisa turun," ungkap Amien.

Kemudian cadangan migas juga diperkirakan tidak mencapai target lantaran plan of development (PoD) Blok Kasuri belum selesai. Blok Kasuri diprediksi dapat memproduksi gas 285 mmscfd. "Kalau Kasuari jalan, target bisa melewati," ujarnya.

Sementara proyeksi investasi hingga akhir tahun hanya US$ 10,5 miliar-US$ 11 miliar. Dalam catatan SKK Migas pada akhir November 2017 investasi hulu migas yang masuk baru US$ 8 miliar-US$ 9 miliar dari target US$ 12 miliar tahun ini.

Meski tak bisa menggeber investasi pada tahun ini. SKK Migas yakin tahun depan investasi migas akan lebih besar, yakni mencapai US$ 12 miliar. Ini karena harga minyak mulai naik. "Kegiatan KKKS bisa meningkat di tahun 2018, tentu saja juga untuk eksplorasi," ujar Wisnu.

Tahun depan diprediksi porsi investasi kegiatan eksplorasi bisa mencapai 10%–15% dari total seluruh investasi tahun 2018. Sementara, target produksi migas tahun depan diproyeksikan bisa mencapai 2 juta boepd.

Pencapaian produksi itu bisa dicapai dengan proyek baru dan pencapaian produksi maksimal di sejumlah blok berproduksi pada tahun 2017. "Ada empat proyek fase puncak produksi dan lima POD baru di 2018," imbuhnya.

Wisnu menyatakan, beberapa proyek yang akan berjalan tahun depan di antaranya adalah Blok A yang diproyeksi bisa menghasilkan gas sebesar 70 mmscfd. Ada juga Proyek Jangkrik yang tahun depan akan mencapai puncak produksi. Saat ini produksi gas dari Proyek Jangkrik sudah mencapai 600 mmscfd.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, produksi hulu tercapai, sampai akhir November 2017 sudah 693.000 boepd dengan minyak dan gas masing-masing memberikan kontribusi 50%. "Paling besar kontribusi dari Pertamina EP Cepu sebesar 80.000 bph," ungkap Syamsu. Lalu kontribusi kedua datang dari PT Pertamina EP dan PHE.

Meski beberapa target tak tercapai, SKK Migas masih bisa tersenyum lebar lantaran pendapatan negara melebihi target. "Outlook sekitar US$ 13 miliar dari US$ 12,2 miliar tahun ini," ujar Wisnu.

Amien mengatakan, pendapatan migas terdorong karena harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) terus menanjak. "Jadi bukan prestasi SKK Migas, kata dia.

Kementerian Keuangan juga lega dengan tren di industri migas ini. "Jika penerimaan negara melewati target Menkeu senang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×