kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,43   -20,30   -2.19%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah tantangan menanti Go-Jek di Malaysia


Minggu, 05 Agustus 2018 / 21:57 WIB
Sejumlah tantangan menanti Go-Jek di Malaysia
ILUSTRASI. Go-jek


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Go-Jek memang sudah besar di Indonesia. Namun, bagaimana peluang perusahaan ride hailing membonceng peruntungan di negara tetangga, Malaysia?

”Peluang GO-JEK masih terbuka lebar untuk menyediakan layanan Go-ride di pinggiran kota-kota besar atau pedalaman di Malaysia,” ujar Pengamat Keuangan dan Investasi, Roy Sembel dalam keterangan tertulis, Minggu (5/8).

Namun, potensi itu sepertinya bakal menghadapi sejumlah tantangan. 

Terlebih, pemerintah Malaysia melalui melalui Menteri Transportasi Anthony Loke Siew Fook memastikan pemerintah tidak berencana memperkenalkan layanan ride-hailing alat transportasi roda dua. Hal itu dia ungkapkan di hadapan parlemen Malaysia. 

Kondisi itu berbanding terbalik dengan perusahaan ride hailing asal Negeri Jiran yang justru bias ikut besar di Indonesia.

Roy bilang, kondisi dan dinamika bisnis negara-negara di Asia Tenggara saling berbeda satu sama lain. Sehingga, kebijakan transportasi berbasis online pun memiliki ciri khas dan karakternya masing-masing.

Khusus di Malaysia, saat ini memang belum sefamiliar seperti di Indonesia dalam penggunaan kendaraan roda dua untuk publik. Namun itu baru indikasi di kota besar saja.

Otoritas di Malaysia semestinya melihat dan menilai kebutuhan di daerah lain di luar kota besar seperti Kuala Lumpur. Maka perlu ditempuh analisa dan meminta pendapat dari konsumen. Tidak terkecuali juga memungkinkan upaya berupa bantuan komunikasi dari pemerintah Indonesia kepada pemerintah Malaysia.

”Pemerintah Malaysia juga semestinya membuka diri mendengarkan masukan dari aplikator termasuk GO-JEK. Jika menemui titik temu, kemungkinan GO-RIDE menjadi transportasi publik di Malaysia itu terbuka lebar,” jelas Roy.

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, menyebut layanan GO-RIDE selain di Indonesia, relatif cocok di Thailand, Vietnam, Laos, Filipina, dan Myanmar lantaran regulasinya cukup longgar serta kultur masyarakat setempat yang menjadikan sepeda motor sebagai moda transportasi.

Namun terbuka peluang untuk beroperasi sama di Malaysia. ”Kemungkinan GO-RIDE beroperasi di Malaysia masih terbuka peluangnya untuk melayani konsumen di daerah penopang kota besar,” ucap Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×