kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Selamat tinggal tarif internet murah


Selasa, 12 Juni 2018 / 12:05 WIB
Selamat tinggal tarif internet murah


Reporter: Ika Puspitasari, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era digital menyebabkan internet menjadi kebutuhan pokok. Nah ada kabar kurang sedap bagi pengguna internet. Bersiaplah, Anda harus merogoh kocek lebih dalam untuk menikmati layanan internet.

Paling tidak bagi para pelanggan Indosat Ooredoo. Sejak pekan lalu, operator telepon seluler berkode saham ISAT di Bursa Efek Indonesia itu menaikkan tarif layanan data sebesar 10%.

Group Head Corporate Communication Indosat Ooredoo Deva Rachman mengatakan, Indonesia adalah negara kedua yang memasang tarif data prabayar murah. "Jadi kemungkinan ada kenaikan secara gradual hingga mencapai sebesar 30%–40% di masa yang akan datang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (11/6). Sebelum ada kenaikan, tarif dasar data internet ISAT Rp 300 per 30 kb.

Bagi operator, layanan data merupakan bisnis masa depan yang akan menggantikan bisnis legacy seperti voice dan SMS. Dan jika dibandingkan tarif internet di Indonesia terbilang murah dibandingkan dengan negara lain. Operator di India misalnya, menjual paket internet Rp 200.000–Rp 300.000. AT&T dan T-Mobile di Amerika Serikat, menjual antara Rp 900.000–Rp 1 juta. Sedangkan SingTel di Singapura, rata-rata melego paket Rp 300.000–Rp 600.000. Sementara di Indonesia ada operator yang menjual paket data internet Rp 25.000.

Operator telepon memiliki alasan kuat menaikkan tarif internet karena layanan data menjadi tulang punggung pendapatan operator. Operator akan memanfaatkan kenaikan tarif untuk mengembangkan dan memperkuat jaringan.

Kewajiban registrasi juga menjadi penyebab malasnya operator banting-bantingan tarif. Jumlah pelanggan yang menyusut, menjadikan operator harus berputar otak menjalankan bisnis. Kenaikan tarif salah satu konsekuensi di tengah penurunan pelanggan.

Namun operator lain belum berniat menaikkan tarif. "Smartfren belum menaikkan tarif data," kata Direktur PT Smartfren Telecom Tbk Anthony Susilo, Senin (11/6).

Sejauh ini belum ada pernyataan resmi terkait penyesuaian tarif layanan data yang baru dari Telkomsel. Yang jelas bagi Telkomsel, layanan data digital merupakan bisnis menjanjikan. Baru-baru ini, Telkomsel merilis aplikasi MaxStream karena melonjaknya trafik konten video yang mencapai 250%. Melalui MaxStream, pelanggan juga bisa menonton Piala Dunia Rusia.

Denny Abidin, GM External Communications Telkomsel menyatakan, terjadi perubahan sikap pelanggan yang memilih menggunakan layanan data digital. Per kuartal I-2018, layanan digital Telkomsel tumbuh 61,1% ketimbang periode sama tahun lalu. Pertumbuhan ini turut berkontribusi 48% dari pendapatan Telkomsel, meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu 37,7%," kata Denny.

GM Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih menegaskan, sejak tiga tahun lalu XL fokus ke pelanggan yang berkualitas. "Daripada akuisisi pelanggan dengan harga murah," kata Tri Wahyuningsih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×