kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

September, Jakpro mulai bangun LRT


Senin, 13 Juni 2016 / 13:10 WIB
September, Jakpro mulai bangun LRT


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Jakarta Propertindo alias Jakpro menjadwalkan proses konstruksi proyek Light Rail Transit (LRT) atawa kereta rel ringan pada September 2016. Badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta tersebut menargetkan, pembangunan tahap I bisa rampung dalam dua tahun.

Jakpro akan mengawali rencana itu dengan melakukan ground breaking alias penanaman tiang pancang pada 22 Juni 2016. Mereka sengaja memilih tanggal tersebut supaya bertepatan dengan hari jadi Kota Jakarta. Pekerjaan tahap I menghubungkan Kelapa Gading–Velodrome sepanjang 6 kilometer (km).

Satya Heragandhi, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo bilang, proyek yang setara dengan tahap I LRT tadi selesai dalam waktu tiga tahun hingga lima tahun. "Tapi ini harus bisa selesai dua tahun untuk mengejar Asian Games," ungkap Satya kepada KONTAN, Jumat (10/2).

Memang, pada 2018 nanti Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games. Ajang adu ketangkasan fisik tersebut akan berlangsung di dua kota, yakni Jakarta dan Palembang, Sumatra Selatan.

Selain jadwal, Jakpro juga sudah memiliki bekal pendanaan. Perusahaan itu sudah mengantongi duit untuk pengembangan LRT sebesar Rp 4,45 triliun. Sumber dana dari penyertaan modal pemerintah (PMP). Sebanyak Rp 1,4 triliun adalah PMP tahun 2015 sedangkan Rp 2,95 triliun adalah PMP tahun ini.

Hingga jadwal konstruksi nanti, banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Sebut saja penyelesaian desain proyek yang saat ini masih ditangani Mott Mcdonald. Jakpro menargetkan desain matang LRT rampung pada akhir Juli 2016.

Jakpro juga masih berupaya menyelesaikan pengecekan kondisi tanah dan depo. Kalau desain proyek dan kondisi fisik lapangan sudah siap, Jakpro bisa bergegas menggelar tender untuk memilih kontraktor penggarap.
Penting diketahui, segala rencana tadi tak bisa berjalan tanpa payung hukum kuat. "Sampai sekarang Perpersnya  (Peraturan Presiden) belum jelas," ujar Satya.

Saat ini Jakpro menunggu dua aturan agar proyek LRT jalan. Pertama, revisi Peraturan Presiden 99/2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Wilayah DKI Jakarta. Jakpro memerlukan perubahan beleid itu agar pemerintah provinsi (pemprov) DKI bisa menunjuk langsung operator LRT.

Kedua adalah Peraturan Pemerintah 79/2015 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Agar membuka peluang bagi BUMD seperti Jakrpo, untuk mendapatkan penunjukan langsung.

Apartemen sewa

Selain beberapa pekerjaan rumah tadi, Jakpro yakin tak ada kendala lain. Perusahaan itu memastikan pembebasan lahan yang biasanya menjadi kendala utama proyek infrastruktur, tak akan terjadi. Pasalnya, seluruh konsep LRT melayang alias elevated. Hanya sebagian kecil saja, mereka membebaskan lahan yaitu untuk pembangunan depo.

Malah, Jakpro akan melengkapi LRT dengan proyek lain berupa apartemen sewa. Perusahaan tersebut tengah menyiapkan pembangunan apartemen sewa di sekitar area depo LRT Kelapa Gading. Rancangan mereka, proyek hunian bertingkat itu akan memiliki tinggi 20 lantai.

Makanya, Jakpro akan sekaligus memperkuat konstruksi tatkala membangun depo LRT. "Pondasinya sekaligus kami siapkan untuk apartemen juga dan jangan sampai desain apartemen menganggu proyek percepatan LRT," terang Satya.

Target pasar Jakpro adalah para pekerja, baik pemerintah maupun swasta. Perkiraan harga sewa apartemen tersebut Rp 1 juta - Rp 1,5 juta per per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×