kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setumpuk PR macet untuk Jonan dan Arcandra


Senin, 18 September 2017 / 21:38 WIB
Setumpuk PR macet untuk Jonan dan Arcandra


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Sejak menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 14 Oktober 2016 lalu, Ignasius Jonan sejatinya telah memiliki banyak pekerjaan yang rumah yang ditinggalkan oleh para Menteri ESDM pendahulunya. Dibantu oleh Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, yang juga merupakan Mantan Menteri ESDM, ternyata setumpuk pekerjaan rumah di sektor energi dan sumber daya alam belum juga selesai.

Sebut saja kasus divestasi saham sebesar 51%, perpanjangan kontrak, hingga masalah pajak dan penerimaan negara yang menyangkut PT Freeport Indonesia hingga saat ini belum juga tuntas. Pemerintah masih bergelut penetapan harga dan mencari pembeli saham Freeport, begitu juga dengan penetapan pajak dan penerimaan negara dari Freeport Indonesia.

Di sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pun Jonan dan Arcandra belum bisa menunjukan kemajuan yang signifikan. Sejumlah proyek EBT memang telah melakukan penandatanganan jual beli listrik alias power purchasing agreement (PPA). Namun, belum ada proyek EBT tersebut yang siap beroperasi.

Sejumlah proyek migas besar yang hingga kini belum juga berjalan. Sebut saja proyek Blok Masela yang belum juga beranjak dari tahapan Pre Front End Engineering Design (FEED). Padahal Presiden Joko Widodo telah memutuskan terkait masalah pembangunan kilang di darat sejak 1,5 tahun lalu.

Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap kedua yaitu pengembangan Lapangan Gendalo dan Gehem juga masih jalan di tempat. SKK Migas bahkan menyebut pihak Chevron selaku operator proyek IDD bahkan belum menyerahkan hasil Pre-FEED ke SKK Migas.

Belum lagi masalah Blok East Natuna yang semakin tidak jelas sejak keluarnya ExxonMobil dari proyek tersebut pada tahun ini. Pertamina selaku operator yang ditugaskan pemerintah pun belum sanggup mengembangkan lapangan tersebut. Terlebih lagi dengan harga minyak dan gas yang masih rendah seperti sekarang ini.

Untuk itu, solusi penting dari Jonan dan Arcandra tentu diharapkan. Sayangnya taf Khusus Menteri ESDM, Hadi M Djuraid tidak menjawab terkait solusi yang tengah diupayakan oleh Menteri ESDM.

Sementara itu, Dadan Kusdiana, Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM menyebut proyek EBT berjalan terus. Terlebih lagi Menteri ESDM telah menyaksikan dua kali penandatanganan PPA listrik pembangkit EBT.

"Setelah itu tentu kan memang ada waktu untuk financial close sebelum konstruksi di lapangan," imbuh Dadan ke KONTAN pada Senin (18/9).

Dadan juga bilang proyeknya lainnya tentu perlu waktu untuk diselesaikan. Sementara itu terkait dengan masalah Freeport, Dadan bilang secara prinsip persoalan Freeport sudah selesai. Terutama terkait dengan prinsip divestasi dan pajak.

"Sekarang sedang dibahas proses dan mekanismenya di Kementerian BUMN dan juga yang terkait pajak di Kementerian Keuangan. Ini berproses terus dan berjalan dengan baik," tegas Dadan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×