kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sewatama garap pembangkit hijau


Rabu, 13 Januari 2016 / 10:55 WIB


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Sumberdaya Sewatawa (Sewatama) baru saja mendapatkan modal segar sebanyak Rp 300 miliar dari PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF). Modal ini dalam bentuk surat utang berjangka waktu lima tahun yang akan diubah menjadi penyertaan modal alias mandatory convertible bond.

Rencananya, manajemen Sewatama akan menggunakan dana tersebut untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Anak perusahan PT ABM Investama Tbk ini menargetkan bisa membangun pembangkit listrik tenaga minihidro hingga 50 MW. Pembangkit ini rencananya akan dibangun dalam lima tahun mendatang, di Sulawesi Selatan.

Selain pembangkit mini hidro, mereka juga  akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar limbah kelapa sawit (PLTBg) dengan kapasitas 5 MW di Kalimantan Timur. Saat ini, Sewatama sudah mengantongi kerjasama pembangunan PLTBg dengan beberapa perusahaan sawit di Kalimantan.

Sewatama juga menargetkan bisa membangun pembangkit lsitrik tenaga bayu (PLTB) di Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas 3 MW. Saat ini, Sewatama sudah menyelesaikan studi awal untuk PLTB tersebut.

Menurut Direktur Utama Sewatama Elan B. Fuadi, biaya untuk membangun pembangkit listrik EBT saat ini memang masih relatif mahal. Untuk itu, perusahaan menyambut baik langkah IFF untuk membiayai proyek-proyek pembangkit listrik EBT.

"Kami senang IIF mendukung pembiayaan proyek ketenagalistrikan yang sedang kami jalankan," ujar Elan Selasa (12/1). Untuk membangun pembangkit listrik EBT seperti minihidro atau biogas membutuhkan dana paling tidak US$ 2 juta hingga US$ 2,5 juta atau sekitar Rp 27 miliar untuk setiap pembangkit berkapasitas 1 megawatt (MW).

Perusahaan ini sebelumnya lebih banyak fokus menggarap bisnis pembangkit yang bersifat sementara, atawa temporary power. Tujuannya untuk mengisi kekurangan pasokan listrik baik di wilayah tertentu maupun memenuhi kebutuhan korporasi.

Bisnis temporary power ini bahkan sudah merambah Timur Tengah. Tahun lalu perusahaan ini menjalin kerjasama dengan National Gulf Investment LLc & FO Trading, untuk memasok listrik di kawasan Timur Tengah dan Afrika menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel. Mereka membuat kantor pemasaran bersama di Dubai.

Kebutuhan investasinya dalam tiga tahun bisa mencapai US$ 120 juta. Sebelumnya perusahaan ini juga menggarap pasar temporary power di Thailand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×