kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transaksi gerai Alfamidi di daerah tujuan mudik melonjak


Jumat, 22 Juni 2018 / 13:11 WIB
Transaksi gerai Alfamidi di daerah tujuan mudik melonjak
ILUSTRASI. Gerai Alfamidi


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) memprediksi, peningkatan penjualan masih akan melonjak sampai akhir pekan ini. Hal itu seiring dengan berakhirnya masa libur Lebaran.

Arif L Nursandi, Regional Corporate Communication Manager PT Midi Utama Indonesia Tbk menyebutkan, permintaan produk ritel akan menyurut seiring usainya libur Lebaran. Sebab tren pembelian  produk sudah meningkat sejak awal Ramadan hingga Lebaran. "Setelah itu kembali menurun dan normal kembali," katanya kepada KONTAN, Rabu (20/6).

Produk yang mengalami lonjakan permintaan cukup tinggi selama Lebaran di wilayah mudik adalah biskuit, sirup, minuman, kurma dan gula. Sedangkan permintaan  produk non-food cenderung  mengalami stagnasi.

Andi - sapaan Arif Nursandi- memperkirakan demand tinggi sampai dengan akhir pekan ini sesuai dengan manajemen stok dan ketersediaan produk untuk mengantisipasi festive H-7 hingga H+7 Lebaran. "Biasanya tren (permintaan meningkat) sampai arus balik," tutupnya.

MIDI juga mencatat performa yang apik selama libur Lebaran. Hal ini karena adanya perpindahan arus manusia yang cukup besar ke wilayah tujuan mudik tersebut. Bahkan kinerja seluruh gerai MIDI di daerah tujuan mudik sudah meningkat sejak awal puasa. "Kalau diambil (pertumbuhan) rata-rata sekitar 10%. Mungkin toko-toko di beberapa daerah tujuan mudik seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami lonjakan tinggi," sebutnya.

Gerai-gerai di daerah yang ditinggal mudik memang cenderung sepi seperti di Jakarta. Sedangkan performa gerai-gerai di daerah yang tidak merayakan Lebaran, seperti Manado cenderung stabil.

Peningkatan penjualan selama libur Lebaran juga disebabkan strategi MIDI yang gencar mengikuti bazar dan pameran yang digelar pemerintah maupun swasta. Pada momentum tersebut MIDI menawarkan paket Lebaran yang  disambut antusias oleh konsumen.  "Lebaran adalah momentum untuk ritel dan kami mencoba untuk lebih dekat dengan konsumen atau jemput bola," aku Andi

Mengenai kinerja bisnis perseroan ini, sepanjang kuartal pertama tahun 2018, Midi Utama mengantongi pendapatan bersih Rp 2,33 triliun, tumbuh 8,37% year on year (yoy). Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa laba bersih naik 12,75% yoy menjadi Rp 20,70 miliar.

Tahun lalu, pemilik jaringan minimarket Alfamidi ini berhasil membukukan laba sebesar Rp 102,81 miliar. Tahun ini, Midi Utama menganggarkan senilai Rp 500 miliar untuk belanja modal atau capital expenditure (capex).

Anggaran tersebut untuk membuka 100 unit gerai Alfamidi dan perpanjangan biaya sewa serta renovasi gedung. Tahun ini MIDI menargetkan penjualan dobel digit. Pertimbangan sektor ritel yang sedang melambat membuat Midi Utama tidak berani terlalu agresif dalam mengejar target penjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×