kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45981,69   -8,68   -0.88%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wow, Penggalangan Dana Star Energy Masuk Mega Deal


Kamis, 21 Desember 2017 / 11:41 WIB
Wow, Penggalangan Dana Star Energy Masuk Mega Deal


Reporter: Azis Husaini, Barly Haliem | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggalangan dana yang dilakukan PT Star Energy untuk menuntaskan pembelian aset listrik panas bumi Chevron masuk daftar Mega Deal 2017. Aksi korporasi itu dinobatkan oleh Project Finance International (PFI) sebagai Asia-Pacific Renewable Deal of The Year 2017.

Mega Deal merupakan ajang tahunan yang digelar oleh PFI.  Lembaga riset dan analisis yang terafiliasi dengan Thomson Reuters itu setiap tahun memilih sejumlah jawara transaksi yang dinilai fantastis dan mencengangkan. Termasuk transaksi dan pendanaan di sektor energi terbarukan (renewable energy). 

Nah, akhir Maret 2017, konsorsium Star Energy menuntaskan akuisisi aset Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik Chevron Corporation. Total nilai transak¬¬sinya US$ 2,3 miliar atau sekitar Rp 31,05 triliun (kurs US$ 1=Rp 13.500). 

Untuk melunasi akuisisi, Star Energy antara lain menggalang dana US$ 1,25 miliar dari sindikasi perbankan lintas negara. Anggota sindikasi perbankan itu meliputi Bangkok Bank Thailand, DBS Singapura, dan dua bank dari Jepang yakni Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).
 
Empat bank dari Filipina juga terlibat dalam pinjaman bertenor lima tahun tersebut.  Mereka adalah BDO Unibank, Bank of Commerce (BoC), Bank of the Philippine Islands (BPI), dan Rizal Commercial Banking Corporation (RCBC). 

Menurut PFI, ada sejumlah pertimbangan penetapan aksi korporasi perusahaan milik taipan Prajogo Pangestu itu sebagai Asia Pacific Asia-Pacific Renewable Deal of The Year 2017. Salah satunya, “Proses penggalangan dana ini diselesaikan murni secara komersial tanpa melibatkan Export Credit Agency (ECA) atau badan multilateral lainnya,” tulis PFI dalam penjelasan yang diperoleh KONTAN, Rabu (20/12). 

PFI juga menilainya sebagai pendanaan komersial lintas negara paling besar yang pernah masuk Indonesia. "Transaksi ini juga memadukan pendanaan domestik dan internasional yang jarang terjadi di negara seperti Indonesia," tulis PFI. 

Selai  itu, lembaga riset itu menambahkan, deal pendanaan ini bisa tercapai lantaran Star Energy bisa meyakinkan krediturnya mengenai prospek bisnis dan mitra usahanya di masa mendatang. 

Secara umum, ekspansi Star Energy ini masuk daftar transaksi terbesar di Asia sepanjang tahun ini. Adapun di ranah energi terbarukan, transaksi yang dilakukan oleh perusahaan afiliasi Grup Barito itu masuk daftar transaksi kelas dunia (world class) tahun 2017. 

Aset Chevron yang diboyong Star Energy termasuk dua pembangkit listrik geotermal di Indonesia. Yakni PLTP Salak berkapasitas 370 megawatt (MW), dan PLTP Derajat berkapasitas 240 MW. 

Saat ini total kapasitas yang dimiliki  Star Energy mendekati 800 MW, dan mengantarnya dalam daftar tiga besar pemain listrik panas bumi utama dunia. Sebagai perbandingan, Calpine Corp yang didaulat sebagai operator PLTP terbesar sejagat memproduksi 945 MW listrik panas bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×