kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

XL ingin nyambung di jalur 4,5G


Jumat, 13 Januari 2017 / 06:00 WIB
XL ingin nyambung di jalur 4,5G


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Industri teknologi informasi (TI) memang selalu bergerak maju. Hal inilah yang mendorong PT XL Axiata Tbk senantiasa meningkatkan alias upgrade teknologi. Tahun ini, mereka bakal lebih serius mengembangkan jaringan 4,5G LTE (long term evolution).

XL Axiata meningkatkan kapasitas jaringan 4,5G LTE lewat teknologi modulasi 4x4 MIMO 256 QAM (quadrature amplitude modulation). Perusahaan tersebut menggandeng Ericsson.

"Yang paling efisien adalah mengefisiensi jaringan," kata Rahmadi Mulyohartono, Vice Presoident LTE XL, kala melakukan demostrasi teknologi di Jakarta, Kamis (12/1).

Manajemen XL Axiata mengklaim, teknologi anyar mereka bisa meningkatkan kecepatan hingga 30% di atas teknologi 4x4 MIMO yang sudah beroperasi. Kecepatannya mencapai lebih dari 360 Mbps untuk lebar spektrum yang sama yaitu 20 MHz.

Asal tahu, sejatinya XL Axiata sudah memulai 4,5G 4X4 MIMO sejak tahun lalu. Mereka bahkan mengaku, jaringannya sudah hadir di Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Jawa Tengah, Surabaya dan Denpasar Bali. Hanya saja tak ketahuan rapor teknologi baru tersebut.

Tahun ini, XL Axiata berharap jangkauan teknologi 4,5G melebar. Namun, perusahaan berkode saham EXCL di Bursa Efek Indonesia itu belum bersedia menerangkan kota-kota yang diincar. Mereka cuma bilang, sasarannya adalah kota lapis kedua.

Yang terang, pengembangan teknologi 4,5G merupakan satu dari sejumlah agenda XL Axiata tahun ini.

Budi Harjono, Vice President Network Planning & Development XL mengatakan, XL Axiata sedang melakukan pembahasan internal mengenai rencana tender frekuensi 2,3 GHz oleh pemerintah. Mereka tak sabar ingin segera mengikuti tender frekuensi tersebut.

Tujuan XL Axiata menambah frekuensi adalah demi meningkatkan jaringan. Mereka mencatat, rata-rata, pelanggan bisa menghabiskan 6,5 gigabyte (GB) setiap bulan. Kebutuhan data yang semakin besar tersebut membutuhkan dukungan jaringan yang besar pula.

Pada kenyataannya, jaringan yang tersedia cenderung terbatas. Mengingat, frekuensi merupakan milik publik yang bersifat objek istimewa yang terbatas. Investasi frekuensi juga bernilai mahal. Jaringan serat optik XL Axiata mengibaratkan frekuensi sebagai aset tanah yang senantiasa diburu oleh perusahaan properti.

"Spektrum itu adalah realestate, menjadi sesuatu yang penting," kata Budi.

Agenda lain XL Axiata adalah melanjutkan pengembangan jaringan serat optik. Konsep pembangunan mereka masih sama, yaitu mulai dari kota lapis pertama lalu melebar ke kota lapis kedua.

Sejauh ini, panjang jaringan backbone serat optik XL Axiata lebih dari 40.000 kilometer (km). Kabel tersebut menjulur di wilayah barat dan tengah Indonesia. Lintasannya meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi dan Kalimantan

Sementara jumlah data center XL Axiata ada enam. Jaringan serat optik banyak bertumpuk pada tiga data center mayor di Jakarta, Surabaya, dan Palembang. Sisanya berada di kota lapis kedua.

XL Axiata memperkirakan, serangkaian agenda tadi bakal menyedot sekitar 80% dari total capital expenditure (capex) atawa dana belanja modal tahun 2017. Tanpa menyebutkan nilai persis, manajemen perusahaan bilang capex tahun ini tak berbeda jauh dengan tahun 2016.

"Saat ini masih closing," ujar Tri Wahyuningsih, General Manager Corporate Communication PT XL Axiata Tbk kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×