kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada investasi di tambang bawah tanah, Bos Freeport Indonesia: Cashflow kami negatif


Selasa, 28 April 2020 / 19:32 WIB
Ada investasi di tambang bawah tanah, Bos Freeport Indonesia: Cashflow kami negatif
ILUSTRASI. Tambang bawah tanah Freeport Indonesia bakal membentang 1000 Km


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi keuangan PT Freeport Indonesia (PTFI) ternyata tak secemerlang yang dibayang. Mengoperasikan salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang berletak di Papua, nyatanya tak selalu membuat kondisi cashflow atawa arus kas PTFI surplus.

Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, saat ini kondisi cashflow PTFI berada di posisi negatif. Hal itu terjadi lantaran dana investasi PTFI telah banyak tersedot untuk pengembangan tambang bawah tanah (underground mine).

"Sekarang cashflow kami negatif karena banyak investasi di tambang bawah tanah," kata dia dalam konferensi pers terbatas secara virtual, Selasa (28/4).

Baca Juga: Terganjal virus corona, Freeport Indonesia minta penyelesaian smelter ditunda 1 tahun

Namun, Tony tak merinci detail kondisi keuangan PTFI saat ini. Yang jelas, ia menegaskan bahwa sekali pun PTFI bisa mengajukan utang ke induk usaha atau Freeport McMoran, namun kewajiban pembayaran utang dan pembiayaan proyek tetap akan ditanggung oleh PTFI.

Sehingga, utang yang ditanggung tidak akan memberatkan para pemegang saham termasuk holding pertambangan BUMN Inalum/MIND ID yang sejak 21 Desember 2018 berhasil menggenggam 51,23% saham PTFI.

"Kami juga kan pinjam uang. Kami akan kembalikan lagi segera pada saat cashflow sudah positif, yang akan membiayai ujungnya adalah PTFI," ungkap Tony.




TERBARU

[X]
×