kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor produk BUMN strategis, Kementerian BUMN berharap kerek rupiah


Jumat, 07 September 2018 / 15:53 WIB
Ekspor produk BUMN strategis, Kementerian BUMN berharap kerek rupiah
ILUSTRASI. Bekraf Habibie Festival 2017


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berupaya mengerek nilai tukar rupiah yang melemah.

Hal itu dilakukan dengan mendorong ekspor produk BUMN yang bergerak di industri strategis. BUMN industri strategis yang berkomitmen mengekspor produknya yakni PT Pindad (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Industri Kereta Api/INKA (Persero), PT Barata Indonesia (Persero) dan PT Dirgantara Indonesia (Persero).

"Komitmen ekspor tersebut akan tetap kami jaga demi mendukung penguatan rupiah," ujar Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno dalam siaran pers, Jumat (7/9).

Ekspor tersebut juga menjadi nilai tersendiri bagi BUMN. Fajar bilang ekspor akan memperlihatkan kebanggaan bahwa produk BUMN dapat diakui di pasar global.

Pindad menargetkan nilai ekspor pada tahun 2018 sebesar Rp 78 miliar. Angka tersebut didapat dari ekspor produk senjata, amunisi dan kendaraan tempurnya ke Thailand, Brunei, Myanmar, Korea Selatan, Perancis serta untuk mendukung misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Produk baja dan Hot Rolled Coil (HRC) hasil produksi PT Krakatau Steel pun telah diminati Malaysia dan Australia. Pada tahun 2018 target ekspor sebesar Rp 907 miliar.

Dari sektor transportasi pun Indonesia ikut berkomitmen melakukan ekspor. "PT Dirgantara Indonesia berkomitmen mengekspor pesawat terbang jenis NC212i ke Filipina dengan nilai PHP 813 juta dan CN235 ke Vietnam dengan nilai US$ 18 juta," terang Fajar.

Selain itu PT INKA juga telah memiliki kontrak ekspor kereta dengan Filipina dan Bangladesh. Nilai kontrak tersebut masing-masing mencapai Rp 1,36 Triliun dan Rp 126 Miliar.

Ada pula Barata Indonesia yang akan mengekspor komponen perkeretaapian ke Amerika, Afrika dan Australia. Target nilai ekspor tersebut mencapai Rp 210 Miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×