kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gaikindo: Ajang GIICOMVEC fokus pada bussines to bussiness


Kamis, 01 Maret 2018 / 14:42 WIB
Gaikindo: Ajang GIICOMVEC fokus pada bussines to bussiness
ILUSTRASI. Pembukaan Pameran GIICOMVEC


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengatakan ajang Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle (GIICOMVEC) 2018 bakal berfokus sebagai tempat transaksi antara calon pelanggan dengan berbagai Agen Pemegang Merk (APM) kendaraan komersil.

Asal tahu saja, pameran otomotif khusus kendaraan komersial ini resmi dibuka pada Kamis (1/3) pagi di Jakarta Convention Exhibition (JCC) Senayan, Jakarta.

"Ini adalah pameran kendaraan komersil pertama, dan fokus kami bisa jadi bussiness to bussiness (b2b) antara buyer dengan APM yang ada," ujar Yohannes dalam kata sambutan, Kamis (1/3).

Turut serta dalam pameran tujuh APM yang akan merilis produk barunya, dengan jumlah 3.000 potential buyer menghadiri hajatan ini.

Menurut Yohannes, penjualan kendaraan komersil pada 2017 sekitar 235.000 unit. Jumlah ini meningkat cukup tajam, meski tidak setinggi pertumbuhan kendaraan komersil pada 2013 lalu.

"Belum lagi kendaraan komersil juga meningkat di pasar ekspor. Seperti ekspor truk yang naik 9% menjadi 27.000 unit," paparnya. Tahun ini, Gaikindo mematok tinggi target ekspor truk menjadi 35.000 unit.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menyampaikan dukungan untuk memajukan industri kendaraan ini. "Kami sangat mendukung, apalagi saat ini kemampuan produksi untuk truk sudah bisa sampai 93.000 unit per tahun di mana permintaannya pada 2017 mencapai 89.000 unit," ujar Menperin, Kamis (1/3).

Industri kendaraan komersil juga menjadi perhatian Kemenperin lantaran menyerap tenaga kerja yang cukup besar. "Pabrik kendaraan komersil biasanya banyak tenaga kerja. Tidak seperti pabrik passanger vehicle yang banyak otomatisasi, jadi inilah nilai positif dari industri truk dan bus," sebut Airlangga.

Lanjutnya, semakin besar perekonomian nasional dan normalnya harga komoditas, maka semakin mendorong kebutuhan kendaraan komersil. Untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri, Kemenperin bakal mempermudah perizinan seperti soal skema impor CKD. "Kami akan mendukung dan nantinya mungkin pemerintah bakal melarang impor truk bekas," kata Airlangga.

Sebab impor produk truk bekas dinilai mengganggu industri, serta menyebabkan banyaknya barang impor tak layak pakai yang beredar.

Mengenai tantangan industri ini, Airlangga mengakui bahwa kurangnya infrastruktur jalan raya juga menjadi perhatian pemerintah. Namun, tahun ini pembangunan infrastruktur terus bergulir dan dinilai mampu menaikkan permintaan akan mobil komersil.

Selain itu, Airlangga menyebut, pihaknya sudah berbicara dengan Kementerian Perhubungan bahwa industri mobil komersil ini bakal mendukung keberlangsungan logistik. Jika ada hambatan dari transportasi tentu bakal menghalangi kemajuan industri nasional.

"Itulah kenapa bulan juni (2017) ekspor turun, produksi pabrikan ikut turun. Kendaraan pengangkut dilarang lewat otomatis tidak bisa jalan. Apalagi pabrik sampai libur beberapa minggu," ungkap Airlangga. Menurutnya, kendaraan untuk industri perlu diberikan akses agar terus meningkatkan continue supply sebagai bagian supply chain industri nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×