kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melonjak 15,7%, harga batubara acuan (HBA) berada di US$ 87,79 per ton


Jumat, 05 Februari 2021 / 08:00 WIB
Melonjak 15,7%, harga batubara acuan (HBA) berada di US$ 87,79 per ton


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara acuan (HBA) bulan Februari 2021 kian membara seiring sentimen yang dibentuk oleh supercycle komoditas (commodity supercycle). HBA Februari ditetapkan sebesar US$ 87,79 per ton atau melonjak sebanyak 15,7% dari bulan sebelumnya sebesar US$ 75,84 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan bahwa sinyal supercycle diyakini akan terjadi di tahun 20201 pada berbagai komoditas terutama komoditas pertambangan. Salah satu pemicunya berasal dari suku bunga acuan yang rendah, dolar AS yang lemah hingga pertumbuhan ekonomi serta pembangunan infrastruktur di berbagai negara. "Adanya sentimen commodity supercycle, antara lain kenaikan harga gas ikut memperkuat harga batubara," kata Agung Pribadi, Jumat (5/2).

Selain faktor supercycle, penyebab utama dari pendorong kenaikan HBA adalah melonjaknya permintaan impor dari Tiongkok. "Suplai batubara domestik (Tiongkok) tidak dapat memenuhi kebutuhan batubara pembangkit listrik," sambung Agung.

Harga Batubara kembali pulih (rebound) dalam empat bulan terakhir setelah sepanjang tahun 2020 tertekan akibat pandemi Covid-19, yaitu Oktober 2020 (US$ 51 per ton), November 2020 (US$ 55,71 per ton), Desember 2020 (US$ 59,65 per ton), dan Januari (US$ 75,84 per ton). "Selama empat bulan terakhir harga batubara terus menuju ke level psikologis," tandas Agung.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) tetap fokus jual batubara ke pasar domestik

Sebagai informasi, perubahan HBA juga disebabkan oleh faktor turunan supply dan faktor turunan demand. Untuk faktor turunan supply dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

HBA bulan Februari ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

Baca Juga: Pasokan batubara untuk ketenagalistrikan kembali terkendala pada awal tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×