kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah akan bangun kilang mini di laut Natuna


Jumat, 05 Agustus 2016 / 12:23 WIB
Pemerintah akan bangun kilang mini di laut Natuna


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Agar Blok East Natuna bisa segera dikembangkan, pemerintah berencana membangun kilang minyak mini di tengah laut di ujung Kepulauan Natuna. Apabila terwujud, maka Indonesia menjadi negara pertama yang membangun kilang minyak mini di tengah laut.

Kilang mini ini akan dibangun dengan kapasitas 20.000 barel per hari. Kapasitas kilang tersebut disesuaikan dengan produksi minyak Blok East Natuna yang diperkirakan sekitar 7.000-15.000 barel per hari.

Biaya investasi untuk membangun kilang mini tengah laut mencapai lebih dari Rp 250 miliar. Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja menyebut, investasi pembangunan kilang minyak mini awalnya akan ditawarkan kepada badan usaha. Apabila tidak ada yang berminat, maka pembangunan kilang akan menggunakan dana Pemerintah.

Maklum, pembangunan untuk kilang mini terutama di tengah laut relatif mahal. Terutama jika dibandingkan dengan pembangunan kilang di darat.

“Membangun kilang di tengah laut itu, keuntungannya kecil banget. Malahan mungkin tidak ada untung. Semakin besar kilang yang dibangun, semakin enak untuk profit,” ujar Wiratmaja dalam keterangan tertulis.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah berencana akan memproduksikan lebih dulu cadangan minyak di Blok East Natuna, baru kemudian gasnya. Diperkirakan diperlukan waktu tiga tahun agar kandungan minyaknya dapat berproduksi atau sekitar tahun 2019.

Minyak yang akan diproduksikan rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di sekitar Natuna, antara lain untuk bahan bakar kapal TNI. Blok East Natuna memiliki 2 level di mana level atas merupakan gas dan level bawah adalah minyak.

Cadangan gas di East Natuna diperkirakan empat kali lipat dari Blok Masela. Untuk pengembangan gas ini, sedang dilakukan kajian teknologi dan market review oleh Pertamina yang memakan waktu 2 tahun. Namun, pemerintah telah meminta agar BUMN tersebut mempercepat waktunya menjadi 1,5 tahun, sehingga tahun 2017 sudah dapat ditetapkan PSC yang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×