Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kendati kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) belum diumumkan secara resmi, namun beberapa pengembang sudah bersiap untuk menaikkan harga rumah pada Januari 2015 mendatang.
CEO Elang Group, Elang Gumilang, mengungkapkan, kenaikan harga rumah tak bisa dihindari. Selain perubahan harga BBM, komponen lain yang mendorong kenaikan harga rumah adalah tingkat inflasi dan upah minimum kota/kabupaten (UMK).
"Ketiga hal tersebut memperkuat alasan kami untuk menaikkan harga jual rumah. Besaran kenaikan harga sekitar 10 persen hingga 15 persen," ujar Elang, Selasa (28/10).
Kenaikan harga, kata Elang, akan dikenakan pada 15 proyek yang saat ini sedang dikembangkan Elang Group. Mulai dari poyek perumahan subisdi dan komersial.
Di antaranya adalah Taman Griya Asri Cilebut yang sebelumnya ditawarkan seharga Rp 200 juta untuk tipe 36/90, menjadi Rp 220 juta per unit, Nuansa Asri Cilebut yang sebelumnya Rp 250 juta menjadi Rp 275 juta untuk tipe yang sama.
Demikian halnya untuk proyek Balandongan Asri di Ciawi. Elang akan mematok harga lebih tinggi dari sebelumnya yakni menjadi Rp 165 juta, awalnya hanya Rp 150 juta. Sedangkan untuk perumahan kelas "real estate" macam Green View dan The Forest di Bogor, akan menjadi Rp 660 juta dari sebelumnya Rp 600 juta per unit.
"Khusus untuk rumah bersubsidi, kenaikan harga memang sudah ditetapkan pemerintah, akan berlaku efektif pada 1 Januari 2015 menjadi Rp 126,5 juta dari sebelumnya Rp 120 juta," kata Elang.
Sementara Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk., Theresia Rustandi, mengantisipasi kenaikan harga BBM dengan aksi konservatif. Pihaknya belum menghitung persentase kenaikan dengan besaran tertentu, namun kenaikan harga sudah pasti akan diterapkan.
"Mengacu pada studi kelayakan (feasibility study) setiap proyek yang kami kembangkan, ada semacam konsekuensi yang sudah disiapkan. pasti akan ada kenaikan harga. Nanti, setelah confirmed atau diumumkan secara resmi kami segera menghitung kenaikan tersebut," terang Theresia.
Proses untuk menaikkan harga rumah, lanjut dia, juga melibatkan vendor dan kontraktor. "Bila mereka tidak mengajukan kenaikan harga (material dan nilai kontrak), ya harga jual rumah tidak akan naik. Kalau pun naik, pasti ikut mekanisme pasar, dalam arti dipengaruhi tingkat permintaan dan ketersediaan pasokan," imbuh Theresia.
Dia menuturkan, secara umum, melihat kondisi 2015 mendatang saat pertumbuhan ekonomi diprediksi di bawah 5 persen, Intiland masih tetap optimis dengan pertumbuhan pendapatan (revenue growth) yang dapat dibukukan.
"Kami menargetkan revenue growth secara moderat yakni 5 persen hingga 10 persen," tandas Theresia. (Hilda B Alexander)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News