Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Toto Dirgantoro mengatakan, potensi kerugian ekspor ke Eropa akibat meletusnya gunung berapi di India akan lebih besar pada eksportir produk-produk yang memiliki daya tahan dalam waktu pendek, Misalnya, buah-buahan, sayuran, dan susu.
“Ekspor buah dan sayuran ke Eropa yang akan terganggu, sementara dari Indonesia tidak ada yang mengekspor buah dan sayuran itu,” jelas Toto. Eksportir Indonesia mengirimkan kopi dan karet ke Eropa. Hanya saja, produk-produk tersebut dikirim melalui laut.
”Sebanyak 95% ekspor dan impor Indonesia dan Eropa dilakukan melewati laut,” jelas Toto. Karenanya, ibuh Toto, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan adanya gangguan ekspor Indonesia ke Eropa maupun arus impor dari Eropa.
Bagi Indonesia, dampak letusan gunung berapi itu lebih terasa di industri pariwisata. Sebab, kunjungan turis maupun agenda bisnis antara Indonesia dan Eropa jadi menyusut. “Padahal kita berharap kunjungan bisnis dari Eropa tetap ada,” kata Toto.
Baik Toto maupun Gusmardi berharap, dampak peristiwa alam ini tidak berlarut-larut karena lambat laun akan mempengaruhi perdagangan. “Kita menunggu buyers disana untuk belanja di Indonesia,” tegas Toto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News