Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menurunkan harga avtur yang menjadi bahan bakar pesawat terbang sebesar 4,5% menjadi Rp 4.702 per liter menjadi Rp 4.500 per liter. Harga ini berlaku di Bandara Soekarno Hatta sejak awal Desember lalu.
Juru Bicara Pertamina Anang Rizkani Noor menyebut penurunan harga avtur yang dilakukan perseroan tidak serta merta terkait langsung dengan merosotnya harga minyak mentah dunia. Tetapi terkait dengan harga kerosene yang menjadi bahan baku avtur.
"Selain dipengaruhi harga kerosene, harga jual avtur juga dipengaruhi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Jadi tidak ekuivalen dengan crude secara langsung," ujar Anang, Jum'at (5/12). Harga publikasi kerosene yang dimaksud adalah yang diterbitkan oleh Platts Singapura yang menjadi acuan Pertamina.
Dalam catatan Anang, harga publikasi kerosene di Platts Singapura untuk bulan November turun 16,67%. Namun penurunan tersebut masih lebih kecil dibanding rata-rata penurunan harga minyak mentah yang ada di kisaran 26%.
Sementara acuan kurs rupiah yang digunakan Pertamina untuk menentukan harga avtur bulan Desember 2008 justru mengalami pelemahan 17,44% dibanding bulan sebelumnya. Selama periode 25 September sampai 24 Oktober 2008 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika adalah Rp 9.715,65 per dolar. Namun pada periode 25 Oktober sampai 24 November 2008 nilai tukar melemah lagi menjadi Rp 11.410,05.
"Kalau harga publikasi kerosene turun lebih besar lagi dan nilai tukar rupiah menguat, kita bisa menurunkan harga avtur lebih besar lagi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News