kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.472   8,00   0,05%
  • IDX 6.891   58,80   0,86%
  • KOMPAS100 999   8,16   0,82%
  • LQ45 773   6,07   0,79%
  • ISSI 220   2,57   1,18%
  • IDX30 401   2,10   0,53%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   0,87   0,78%
  • IDXV30 115   0,05   0,04%
  • IDXQ30 131   0,59   0,45%

Nasib Sandang Nusantara Masih Terkatung


Jumat, 08 Mei 2009 / 11:11 WIB


Reporter: Nurmayanti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Nasib BUMN yang memproduksi tekstil dan produk tekstil (TPT) PT Industri Sandang Nusantara (ISN) kian tak jelas. Pemerintah mengaku sulit mengucurkan dana talangan untuk membantu ISN. Padahal, untuk keluar dari masalah, ISN setidaknya membutuhkan suntikan dana talangan sebesar Rp. 50 miliar.

Sebab itulah, sekitar 200 pekerja ISN mendatangi Departemen Perindustrian (Depperin), kemarin. Dalam tuntutannya, pekerja meminta pemerintah segera menggelontorkan dana talangan senilai Rp 50 miliar.

Komisaris PT ISN Sakri Widhianto mengatakan, hingga kini pemerintah belum berencana mempailitkan perusahaan itu. ”Memang dana talangan belum jelas, tapi kita tidak ada rencana mempailitkan. Aset kita banyak bukan dalam bentuk cash. Itu yang jadi masalah,” kata Sakri, Kamis (7/5).
Pemerintah, pada prinsipnya berupaya mencari jalan keluar bagi ISN. Itu sebabnya, dalam beberapa minggu ke depan, pemerintah akan menggelar kajian tentang kondisi ISN. “Pemerintah baru akan mengeluarkan hasil dan keputusannya maksimal dua hingga tiga minggu,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja PT Industri Sandang Nusantara Kunto Kuncoro meminta pemerintah memenuhi hak dan memberikan kejelasan usaha di tempat mereka bekerja. Selain itu, mereka juga menuntut pemenuhan hak mereka yang selama ini masih tertahan. Beberapa hak normatif karyawan hingga kini belum terbayarkan.

Hak itu antara lain pemenuhan gaji sebagian karyawan yang sudah dirumahkan terhitung pada Januari lalu. Sebab, para karyawan ini hanya memperoleh gaji 50% saja. Hingga kini, perusahaan tak juga memberikan kejelasan waktu pembayaran dari sisa gaji tersebut.

Sekadar informasi, dari sembilan unit pabrik milik ISN, lima di antaranya sudah tutup pada akhir 2008 lalu. Alhasil, sekitar 2.000 pekerjanya terpaksa dirumahkan. Lima pabrik yang sudah tutup tersebut adalah Unit Patal Tohpati di Denpasar, Patal Grati di Pasuruan, Patal Lawang di Malang, Unit Patun Makateks di Makasar dan Patal Banjaran di Bandung.

Empat unit pabrik yang masih berjalan di antaranya adalah Patal Secang di Magelang, Patal Cilacap, Patal Tegal dan Patal Karawang. Jumlah pekerja di empat pabrik tersebut terdata mencapai 4.300 orang. Total mesin-mesin TPT perusahaan tersebut mecapai 230.000 mata pintal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×