kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.937.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.410   57,00   0,35%
  • IDX 7.008   -99,87   -1,41%
  • KOMPAS100 1.017   -18,70   -1,80%
  • LQ45 779   -13,46   -1,70%
  • ISSI 229   -2,76   -1,20%
  • IDX30 404   -8,03   -1,95%
  • IDXHIDIV20 474   -8,93   -1,85%
  • IDX80 114   -2,04   -1,75%
  • IDXV30 116   -2,17   -1,83%
  • IDXQ30 130   -2,17   -1,64%

Stimulus untuk Petani Karet dan Sawit


Selasa, 09 Juni 2009 / 07:30 WIB
Stimulus untuk Petani Karet dan Sawit


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTa. Kabar baik bagi para pekebun kelapa sawit dan karet. Departemen Pertanian (Deptan) telah mengusulkan dana stimulus untuk dua sektor ini senilai Rp 60 miliar. stimulus sebesar Rp 60 miliar Stimulus ini merupakan bagian dari total anggaran stimulus sektor pertanian sebesar Rp 650 miliar tahun ini.

Dana stimulus Rp 60 miliar itu nantinya akan digunakan membangun atau memperbaiki infrastruktur, seperti jalan di areal perkebunan karet dan sawit di tingkat petani.

Hingga kini, usulan stimulus ini masih digodok oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). "Kami berharap usulan stimulus ini bisa disetujui, mudah-mudahan tahun ini bisa terealisasi," ujar Direktur Jenderal Perkebunan Deptan Achmad Mangga Barani, Senin (8/6).

Stimulus Rp 60 miliar ini rencananya akan disebar ke-11 titik lokasi perkebunan kelapa sawit dan karet di Sumatera dan Kalimantan. Pemerintah tidak secara langsung melaksanakan pembangunan atau perbaikan infrastruktur. Pemerintah akan mengalokasi kan stimulus ke masing-masing inti plasma atau perusahaan kelapa sawit dan karet. Selanjutnya, mereka yang akan mengakomodir para petani plasma.

Stimulus ini untuk melancarkan jalur distribusi dan transportasi kedua komoditas andalan ekspor Indonesia itu. Selama ini, biaya transportasi menyumbang 20% terhadap biaya produksi.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Suharto Honggokusumo menyambut gembira rencana ini. Selama ini, infrastruktur dari petani ke pabrik, kemudian ke pelabuhan menjadi masalah utama di sektor karet. ”Akibat hambatan infrastruktur terjadi ketidakefisienan, di mana biaya distribusi menjadi mahal,” katanya. Suharto melihat selama ini ekspor Indonesia terbilang tidak efisien, baik dari segi biaya maupun pengiriman.

Pelaku usaha sudah tentu membutuhkan bantuan pemerintah untuk mewujudkan jalur distribusi yang lancar dan efisien. Maklum, investasi di sektor infrastruktur sangatlah besar. Sementara kondisi pertanian maupun industri karet nasional sedang tidak baik.

Bila jalur distribusi baik, diharapkan akan tercipta lapangan pekerjaan. Selain itu, tentu saja pendapatan petani pun bakal meningkat. "Kepercayaan pembeli asing atas komoditas Indonesia juga meningkat," imbuh Suharto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×