Reporter: Gloria Haraito | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski banyak pihak yang khawatir akan penerapan dari perdagangan bebas Asia-China (ACTFA), namun tidak demikian halnya dengan PT Samsung Electronics Indonesia. Bahkan, produsen elektronik asal Korea ini optimis penerapan ACFTA tahun ini tak banyak mempengaruhi penjualan perkakas perusahaan. "Kami memprediksi pertumbuhan penjualan bakal naik lebih dari 25%," jelas Kepala Departemen Pemasaran Perusahaan Samsung Willy Bayu Santosa kepada KONTAN, Kamis (4/2).
Willy mengakui, produk China memang relatif lebih murah di pasaran. Hanya saja, konsumen telah lebih dulu terbiasa dengan jaminan purna jual dan layanan. Sehingga, walaupun produk China menawarkan harga yang miring, namun pada akhirnya konsumen akan tahu pilihan tepat buat dirinya.
"Saya pikir, mekanisme pasar akan terbentuk, biarkan konsumen memilih," ujar Willy. Toh Samsung merasa, segmen produk Samsung berbeda dengan segmen produk China. Jadi, sejauh ini Samsung tak merasa kehadiran produk China mengancam. Sekedar catatan, produk Samsung yang ada di pasaran misalnya kulkas, mesin cuci, TV, printer, DVD player, dan LCD. Memang Samsung tidak banyak bermain di produk perkakas kecil.
Kendati demikian, Samsung tetap pasang sederet strategi untuk bertahan. Pertama, dengan melakukan inovasi produk yang berkesinambungan. Setiap waktu, divisi penelitian dan pengembangan Samsung juga senantiasa meluncurkan seri terbaru produk demi memikat konsumen.
Kedua, dengan mempertahankan jaringan pusat layanan dan kantor cabang. Willy mengatakan, Samsung memiliki pusat-pusat layanan di setiap kota dan satu pusat layanan terpadu di Tomang, Jakarta Barat. Selain itu, Samsung juga membuka layanan telepon yang siap membantu kapan saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News