Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sudah menuai hasil dari akuisisi 75% saham IndoMet Coal Project (IMC) dari BHP Billiton dengan nilai US$ 120 juta.
IMC terdiri dari tujuh wilayah pertambangan yang terletak di Kalimantan Tengah dan Timur dengan total sumber daya sebesar 1,27 miliar ton.
Setelah diakuisisi aset itu disebut dengan nama Adaro MetCoal Companies. Febrianti Nadira Head of Corporate Communication Adaro Energy mengatakan Adaro Metcoal Companies sudah bisa memproduksi cooking coal alias batubara kokas semi lunak & thermal peringkat tinggi.
Hingga akhir September 2017, Adaro MetCoal sudah memproduksi batubara kokas mencapai 0,67 Mt. Menurut informasi, batubara tersebut dijual ke dalam negeri khususnya ke industri baja.
Namun Febrianti membantah hal tersebut. Menurutnya, batubara kokas ini tidak hanya dijual di Indonesia saja, tetapi juga dijual ke luar negeri.
"Batubara dijual ke pelanggan di Indonesia, Eropa & Jepang, ujar Febrianti ke Kontan.co.id pada Rabu (27/12).
Namun Febrianti tidak mau menyebut harga jual batubara kokas tersebut baik harga jual di dalam negeri maupun harga impor. Sekadar catatan, Adaro hingga saat inu telah mencatatkan produksi batubara mencapai 52-54 Mt.
Dalam laporan keuangan kuartal III-2017, Adaro mencatat penjualan batubara ekspor masih memegang kontribusi terbesar dengan menyumbang US$ 1,83 miliar atau 80% pendapatan dari batubara.
Sedangkan untuk penjualan domestik, tercatat sebesar US$ 456,16 juta atau 20% pendapatan dari batubara.
Selain dari bisnis penjualan batubara, pendapatan Adaro juga didapatkan dari jasa pertambangan dan lain-lain. Pelanggan pihak ketiga yang memberikan kontribusi lebih dari 10% pendapatan, yakni TNB Fuel Services Sdn. Bhd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News