Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. Tren pelemahan harga batubara di pasar dunia menekan kinerja PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk. Perusahaan yang berdagang batubara itu harus putar otak untuk mendongkrak kinerja keuangannya.
Jaya Angdika, Direktur Keuangan Akbar Indo, mengatakan, sejumlah strategi telah disiapkan untuk mengatasi dampak pelemahan harga dunia. Satu di antaranya adalah emiten dengan kode saham AIMS itu, hanya menjual batubara berkalori tinggi.
"Sekarang kami hanya jual batubara berkalori 6.000 kilo kalori (Kcal). Sebelumnya, kami menjual batubara yang yang memiliki kandungan kalori 5.000 Kcal ke bawah," ujar dia, Jumat (14/6). Harga batubara berkalori tinggi, lanjut dia, relatif stabil.
Adapun, rata-rata harga jual batubara tersebut sepanjang 2013 berkisar US$ 75 per ton hingga US$ 80 per ton. Strategi lain AIMS adalah mencari pembeli baru.
Menurut Jaya, perusahaan tengah melakukan pembicaraan dengan sejumlah calon pembeli baru.Namun, ia masih enggan menyebut identitas calon pembeli itu.
Ia hanya menuturkan, industri yang menggunakan batubara berkalori tinggi antara lain pabrik semen dan pabrik kertas.Hingga Mei 2013, Akbar Indo telah menjual sekitar 40.000 ton batubara.
Hingga akhir tahun ini, perusahaan yang sahamnya dikuasai PT Citra Bumi Sentosa itu, berharap bisa menjual sekitar 384.000 ton batubara. Angka itu setara dengan 32.000 ton per bulan. Tahun lalu, rata-rata volume penjualan AIMS mencapai 50.000 ton-60.000 ton per bulan.
Jaya berharap, pada musim dingin mendatang, permintaan batubara akan mengalami peningkatan. Jadi, target kinerja konservatif yang ditetapkan, bisa tercapai.
Manajemen AIMS berharap, rapor kinerja perusahaan di akhir tahun bisa kembali positif. Sepanjang tiga bulan pertama 2013, Akbar Indo menanggung rugi bersih senilai Rp 730,96 juta.
Angka itu muncul sebagai buntut dari menyusutnya pendapatan, dari Rp 69,60 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp 5,52 miliar. Di saat yang sama, angka beban penjualan menanjak dari Rp 342,45 juta menjadi Rp 516,49 juta.
Sepanjang tahun lalu, AIMS membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 520,07 juta. "Targetnya, paling tidak kami tidak merugi di akhir tahun ini," tandas Jaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News