kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AirNav perkuat sistem radar udara


Rabu, 14 Januari 2015 / 18:17 WIB
AirNav perkuat sistem radar udara
ILUSTRASI. BPJPH Kementerian Agama menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan sertifikat halal untuk produk wine.


Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri

Pasca musibah jatuhnya pesawat Airasia QZ8501 akhir Desember lalu, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) terus berbenah.

Lembaga yang lebih dikenal dengan sebutan Airnav Indonesia itu akan segera mengintegrasikan pengoperasian Radar Tanjung Pinang dan Radar Natuna di Provinsi Kepulauan Riau, serta Radar Pontianak di Provinsi Kalimantan Barat dengan Air Traffic Control (ATC) Cengkareng di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

"Kami targetkan integrasinya siap pada akhir bulan Januari 2015," kata Direktur Utama AirNav Indonesia Bambang Tjahjono, Rabu (14/1).  

Ketiga radar yang dibangun INDRA, pabrikan alat navigasi radar asal Spanyol itu selesai pada 2012 dan harusnya sudah terotomasi dengan ATC Cengkareng. Namun, sampai sekarang ketiga radar itu belum juga terintegrasi dengan ATC Cengkareng.

Menurut Bambang, pengintegrasian ketiga radar itu harus dilakukan, sehingga semua pesawat terbang yang melintas di wilayah barat bisa terpantau oleh ATC Cengkareng.

Ia mengaku, tidak tahu banyak mengapa ketiga radar itu belum terintegrasi karena proyek pemasangannya ditangani langsung oleh Kementerian Perhubungan.

Menurut seorang sumber di bidang radar, masih ada beberapa lagi radar yang dibangun INDRA di wilayah Indonesia timur yang masih belum juga terintegrasi dengan ATC Makasar sebagai pusat pemantauan penerbangan untuk wilayah timur. "Ini sudah keterlaluan, keselamatan penerbangan diabaikan demi meraup untung besar," katanya.

Seperti diketahui, untuk radar-radar yang beroperasi di wilayah barat, pusat kontrolnya secara operasional berada di bawah ATC Cengkareng. Sedangkan untuk wilayah timur berada di bawah ATC Makasar.

Selain mengintegrasikan ketiga radar itu, AirNav juga akan mengganti radar lama dengan radar baru yang lebih modern. "Itu juga akan kami lakukan dalam waktu dekat," katanya. Dalam pembangunan radar baru ini, AirNav tetap mengusulkan INDRA sebagai pelaksana proyek.

Modernisasi radar ini dilakukan di tiga wilayah, yakni Jakarta, Pekanbaru dan Yogyakarta. Total ada empat radar baru yang akan dipasang, dengan rincian di Jakarta dua radar, Pekanbaru satu, dan Yogyakarta satu.

Menurut Bambang, biaya yang disiapkan untuk pemasangan ketiga radar itu sebesar Rp 117 miliar. Anggaran itu sudah termasuk biaya buat kalibrasi dan pengintegrasian radar. Ia mengaku, banyak belajar dari proyek pemasangan radar di masa lalu yng masih banyak kekurangan. "Dulu itu kurangnya ini itu, sekarang kita perbaiki," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×