Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) menetapkan PT Pertamina (Persero), PT AKR Corporindo dan PT Petronas Niaga Indonesia sebagai penyalur utama bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai Januari 2010 yang akan datang ini.
Ketiga badan usaha itu berhak menyalurkan 36,5 juta kiloliter (kl) BBM bersubsidi. Terdiri dari 21.454.104 kl bensin, 3,8 juta kl minyak tanah, dan 11.250.675 kl solar. "Penetapan ketiga badan usaha tersebut berdasarkan hasil verifikasi teknis, komersial dan pengadaan infrastruktur," ujar Kepala BPH Migas, Tubagus Haryono, Senin (28/12).
Masih di Luar Jawa
Menurut Tubagus, AKR dan Petronas mendistribusikan BBM bersubsidi di Luar Jawa. Pembagiannya, AKR menyalurkan 56.500 kl solar dengan kuota 154,79 kl per hari di sembilan wilayah di Sumatera. Wilayah tersebut yaitu Deli Serdang, Medan, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Utara, Bandarlampung, Banjarmasin dan Pontianak.
Sedangkan Petronas menyalurkan 20.440 kl atau 56 kl per hari bensin. Petronas hanya menyalurkan bensin bersubsidi di wilayah Medan di empat stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Selain ketiga perusahaan tadi, PT Shell Indonesia sebenarnya menyatakan kesanggupannya. Tapi, perusahaan ini terlambat menginformasikan kesanggupannya sebagai penyalur BBM.
Tubagus mengakui, proses seleksi PSO penentuan para penyalur BBM bersubsidi memakan waktu lama, sejak April hingga Desember 2009. Dari 22 badan usaha yang diajak BPH Migas, hanya 10 yang berminat.
Kesepuluh badan usaha tersebut antara lain PT Medco Sarana Kali Baru, PT Petro Andalan Nusantara, PT AKR Corporindo, PT Total Indonesia, PT Patraniaga, PT Bumi Asri Prima Pratama dan PT Petrobas Indonesia.
Presiden Direktur AKR Corporation, Haryanto Adikoesoemo, dan Financial Controller Petronas, Shaharudin Omar Hasim, mengaku siap menyalurkan BBM bersubsidi terhitung mulai 1 Januari 2010. "Semua persiapan sudah diaudit oleh BPH Migas dan kami juga dinyatakan siap untuk melaksanakan tugas ini," ujar Haryanto.
Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan pun memastikan kesiapan Pertamina untuk bekerja sama dengan AKR dan Petronas. Dia berharap, kelangkaan BBM tidak akan terjadi pada tahun depan berkat kerjasama dengan kedua perusahaan itu.
Tubagus bilang, BPH Migas akan ketat mengawasi penyaluran BBM bersubsidi. Maklum, ini untuk pertamakalinya melibatkan perusahaan lain di luar Pertamina. Ia minta ketiganya melaporkan pendistribusian BBM melalui sistem online. "Sehingga kami bisa melakukan prognosa permintaan BBM," terangnya.
Jika dalam prosesnya, ada badan usaha yang tidak dapat mendistribusikan BBM bersubsidi, kata Tubagus, BPH Migas akan langsung mengalihkan pelaksanaannya kepada yang siap melalui mekanisme penunjukan langsung. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News