kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.620   158,00   0,94%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

Analis Pilarmas Investindo: Holding BUMN farmasi akan berdampak jangka panjang


Kamis, 06 Februari 2020 / 22:09 WIB
Analis Pilarmas Investindo: Holding BUMN farmasi akan berdampak jangka panjang
ILUSTRASI. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (kedua kanan) bersama Direktur Utama Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo (kanan), Direktur Utama Indofarma Tbk Arief Pramuhanto (kedua kiri) dan SEVP Produksi Bio Farma Juliman, bersiap menyampaikan keterangan pers tent


Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi resmi terbentuk. Emiten plat merah yang tergabung di dalamnya PT Kimia Farma Tbk (KAEF),  PT Indofarma Tbk (INAF), dan PT Phapros Tbk (PEHA). Adapun PT Bio Farma menjadi induk perusahaan holding tersebut. 

Director Research & Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus, holding ini memang bisa menjadi katalis positif bagi emiten farmasi plat merah seperti INAF, KAEF dan PEHA. Akan tetapi, dampaknya baru akan terasa beberapa tahun ke depan.

"Tiga hingga lima tahun impact positifnya baru akan terlihat," kata Nico ketika dihubungi Kontan.co,id, Kamis (6/2).

Baca Juga: Holding BUMN farmasi resmi terbentuk, simak rekomendasi analis

Adapun menurut Nico, sentimen utama yang akan menjadi pendorong  terkait bahan baku. Berdasar data yang dihimpun Kontan.co.id, keberadaan holding memang akan menekan impor bahan baku hingga 15%. Ketergantungan terhadap bahan baku yang semula 95% ditargetkan menjadi 75% di tahun 2021.

Asal tahu saja, holding ini bisa mengatasi tantangan industri farmasi di Indonesia yang masih ketergantungan bahan baku obat dan keterbatasan jalur distribusi.

Meskipun holding bisa menjadi katalis positif, untuk saat ini Nico hanya menyarankan untuk mengamati saham KAEF dengan rekomendasi hold.

Adapun per Kamis (6/2), saham KAEF menguat 4,35% ke level 960 poin. Sementara itu, INAF juga menghijau 12,50% menjadi Rp 810. Untuk PEHA masih terkoreksi 1,02% ke level Rp 970.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×