kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.445   1,00   0,01%
  • IDX 7.886   84,28   1,08%
  • KOMPAS100 1.105   15,66   1,44%
  • LQ45 799   5,45   0,69%
  • ISSI 270   3,79   1,42%
  • IDX30 414   3,13   0,76%
  • IDXHIDIV20 481   3,65   0,76%
  • IDX80 121   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,45   1,10%
  • IDXQ30 134   1,23   0,93%

Analis Pilarmas Investindo: Holding BUMN farmasi akan berdampak jangka panjang


Kamis, 06 Februari 2020 / 22:09 WIB
Analis Pilarmas Investindo: Holding BUMN farmasi akan berdampak jangka panjang
ILUSTRASI. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (kedua kanan) bersama Direktur Utama Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo (kanan), Direktur Utama Indofarma Tbk Arief Pramuhanto (kedua kiri) dan SEVP Produksi Bio Farma Juliman, bersiap menyampaikan keterangan pers tent


Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi resmi terbentuk. Emiten plat merah yang tergabung di dalamnya PT Kimia Farma Tbk (KAEF),  PT Indofarma Tbk (INAF), dan PT Phapros Tbk (PEHA). Adapun PT Bio Farma menjadi induk perusahaan holding tersebut. 

Director Research & Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus, holding ini memang bisa menjadi katalis positif bagi emiten farmasi plat merah seperti INAF, KAEF dan PEHA. Akan tetapi, dampaknya baru akan terasa beberapa tahun ke depan.

"Tiga hingga lima tahun impact positifnya baru akan terlihat," kata Nico ketika dihubungi Kontan.co,id, Kamis (6/2).

Baca Juga: Holding BUMN farmasi resmi terbentuk, simak rekomendasi analis

Adapun menurut Nico, sentimen utama yang akan menjadi pendorong  terkait bahan baku. Berdasar data yang dihimpun Kontan.co.id, keberadaan holding memang akan menekan impor bahan baku hingga 15%. Ketergantungan terhadap bahan baku yang semula 95% ditargetkan menjadi 75% di tahun 2021.

Asal tahu saja, holding ini bisa mengatasi tantangan industri farmasi di Indonesia yang masih ketergantungan bahan baku obat dan keterbatasan jalur distribusi.

Meskipun holding bisa menjadi katalis positif, untuk saat ini Nico hanya menyarankan untuk mengamati saham KAEF dengan rekomendasi hold.

Adapun per Kamis (6/2), saham KAEF menguat 4,35% ke level 960 poin. Sementara itu, INAF juga menghijau 12,50% menjadi Rp 810. Untuk PEHA masih terkoreksi 1,02% ke level Rp 970.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×