Reporter: Melati Amaya Dori | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pelaku bisnis, terutama para chief executive officer (CEO) mulai menyadari pentingnya situs jejaring sosial untuk menggenjot kinerja bisnis perusahaan mereka. Semakin berkembang pemakaian situs jejaring sosial, maka semakin besar peluang mereka menjaring mitra atau menjaring konsumen.
Inilah hasil survei dari IBM CEO Study 2012 terhadap 1.709 CEO. Sekitar 16% atau 274 CEO memakai jejaring sosial untuk berhubungan dengan pelanggan, mitra atau karyawan. Survei ini dilakukan di 64 negara selama September 2011 sampai dengan Januari 2012.
Hasil survei menjelaskan, tren pemakaian jejaring sosial itu akan naik menjadi 57% dalam tiga tahun mendatang, seiring kesadaran CEO mengefektifkan penggunaan jejaring sosial dan jaringan sosial bisnis di perusahaan.
"Kami meneliti teknologi adalah sarana dahsyat untuk merestrukturisasi perusahaan. Mereka (CEO) juga sadar,” kata Shyam R Mamidi, Consulting Services Leader, Global Business Services IBM Indonesia di Jakarta, kemarin (13/6).
Ia menambahkan, pengendalian yang ketat tidak dapat mendorong inovasi dan performa keuangan. Bahkan ada pemimpin perusahaan yang bisa membuktikan bagaimana jejaring sosial bisa menjadi media kolaborasi dengan mitra bisnis maupun dengan pelanggan.
Tidak sampai disitu, sekitar 906 CEO dari total koresponden yang disurvei IBM menggeser pemakaian email dan telepon ke pemakaian jejaring sosial. Mulai dari penggunaan situs jejaring sosial twitter, Facebook dan banyak lagi.
Merujuk pada temuan tersebut maka, IBM menyimpulkan ada tiga hal yang mendukung kecenderungan budaya CEO itu, yakni :
1. CEO sebaiknya memberdayakan jejaring sosial kepada para karyawan
2. CEO jalin hubungan lebih erat lewat jejaring sosial dengan konsumen serta mitra
3. CEO membangun kerjasama dengan perusahaan lain yang menyokong kinerja perusahaan, seperti dengan pengembangan social business dengan perusahaan solusi IT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News