Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Perusahaan jasa transportasi laut PT Soechi Lines Tbk optimistis mencetak pertumbuhan kinerja tahun depan. Proyeksi itu bertolak dari kontrak pekerjaan mendistribusikan minyak dan gas (migas) ke PT Pertamina (Persero).
Bahkan untuk melayani distribusi migas ke Pertamina itu, Soechi rela merogoh kocek US$ 80 juta. Rencananya, duit itu akan dibelanjakan tujuh kapal berkapasitas 30.000 hingga 100.000 deadwight tonnage (dwt). "Kapal ini akan digunakan seluruhnya untuk distribusi minyak ke Pertamina," ujar Direktur Keuangan Soechi Paula Marlina kepada KONTAN, (19/12).
Paula menggambarkan, selama ini, ada 200 unit kapal yang mendistribusikan minyak ke Pertamina. Dari jumlah tersebut, 30 kapal di antaranya adalah kapal milik Soechi. Lantas, 60 kapal lain milik pemain sejenis.
Tambahan tujuh kapal anyar tadi akan menggenapi jumlah kapal Soechi yang mendistribusikan minyak ke Pertamina menjadi 37 kapal.
Berbekal jaminan kontrak pekerjaan dari Pertamina itu, Soechi meyakini bisa mengantongi pendapatan hingga US$ 172 juta di tahun depan. Hingga akhir tahun 2014, perusahaan itu memprediksi bisa membukukan pendapatan US$ 108 juta. Jika target tahun ini tercapai, berarti perusahaan itu mengincar pertumbuhan pendapatan 59,26%.
Dari target pendapatan di tahun 2015 itu, manajemen perusahan Soechi berharap bisa menjaga pertumbuhan laba bersih selama tiga tahun terakhir. "Pertumbuhan laba bersih kami sekitar 30% CAGR (compound annual growth rate) dalam tiga tahun terakhir," klaim Paula.
Sebagai informasi, hingga semester I tahun ini, Soechi membukukan pendapatan US$ 54,77 juta. Sementara laba tahun berjalan perusahaan itu US$ 15,61 juta.
Namun, perlu dicatat, sebelum mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia November kemarin, Soechi sempat merevisi target initial public offering (IPO). Alasan perusahan yang kini berkode SOCI itu adalah tekanan sentimen makro, seperti pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan tren penurunan harga minyak mentah dunia.
Dengan kata lain, bisa diartikan jika kinerja bisnis Soechi cukup rentan dengan dua kondisi ekonomi itu. Namun, ketika disinggung tentang potensi tantangan ini di tahun depan, manajemen perusahaan itu meyakini target bisnisnya tak akan terganggu.
Soechi meyakini meski harga minyak mentah dunia melemah tapi kebutuhan terhadap minyak tetap ada. "Soal bisnis, fluktuasi ekonomi memang terus terjadi tapi bisnis distribusi kami tetap berjalan," jelas Paula.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News