Reporter: Yudo Widiyanto | Editor: Dupla Kartini
SEMARANG. Seiring dengan permintaan pasar ekspor yang terus meningkat, produsen tekstil PT Apac Inti Corpora sedang meningkatkan utilisasi pabrik dari 84,6 % menjadi 89.6%. Sebelumnya, kapasitas terpakai pabrik benang terebut 34.000 bal per bulan. Kini ditingkatkan hingga 36.000 bal benang perbulan.
Kapasitas terpasang pabrik benang Apac mencapai sebanyak 482.000 benang per tahun atau rata-rata sebesar 40.000 benang per bulan. "Kami sekarang sedang fokus meningkatkan utilisasi pabrik," ungkap Lucas L Prawoto, Executive Vice President Manufakturing Apac Inti Corpora kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Upaya menaikkan utilisasi pabrik tersebut dilakukan dengan modernisasi permesinan yang telah dilakukan pada kuartal I tahun ini. Pada kuartal I lalu Apac mengganti mesin-mesin produksi. Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya Apac untuk menaikkan utilisasi pabrik hingga 100% pada tahun 2012.
Lucas bilang, peremajaan tersebut membuat kecepatan produksi naik, sehingga hasil produksinya lebih banyak. "Karena permintaan tekstil terus meningkat," tambahnya. Apac mengeluarkan dana sebesar US$ 15 juta bagi peremajaan permesinan ini.
Menurut data Kementerian Perindustrian, pada tahun 2010 lalu nilai ekspor industri tekstil mencapai US$ 10 miliar. Seiring dengan permintaan pasar yang terus membaik dan kualitas produk lokal yang diterima secara luas tahun 2011 bisa mencapai US$ 15 miliar. Sekitar 70% benang produksi APAC adalah untuk pasar ekspor.
Apac menargetkan pendapatan pada 2011 sebesar US$ 350 juta atau naik 66% dibandingkan 2010 sebesar US$ 210 juta. Sebesar 70% pendapatan didapat dari penjualan ekspor ke 71 negara. Selain memproduksi benang, Apac memproduksi 80 juta meter persegi kain mentah lembaran (greige fabric), dan 60 juta yard kain denim per tahun.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat, menuturkan, kinerja ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia tahun ini akan semakin baik. Salah satunya karena ada peningkatan ekspor ke negara tujuan baru yakni China. "Pasar China potensinya sangat besar kini banyak dibidik oleh eksportir," katanya.
Menurut Ade ini peluang besar pasalnya berdasarkan jumlah penduduk, Cina hingga kini tercatat salah satu yang terbesar yaitu sebanyak 1,3 miliar orang. Ade optimistis pada tahun 2011 ini ekspor ke China akan tembus US$ 700 juta atau lebih besar dari tahun 2010 yang hanya kurang lebih US$ 400 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News