Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Rencana pengalihan pengelolaan Blok Mahakam dari PT Total EP Indonesie ke PT Pertamina pasca 2017 mendatang membuat PT Apexindo Pratama Duta Tbk resah. Sebagai salah satu perusahaan jasa pengeboran di Blok Mahakam berharap, pengelola baru Blok Mahakam tetap memakai jasa perusahaannya dalam pengeboran.
Presiden Direktur Apexindo Abidinsyah Siregar menjelaskan, Presiden Jokowi pernah berjanji akan mengikutsertakan perusahaan nasional dalam pembangunan infrastruktur. Untuk itu. "Pemerintah harus melihat komitmen Apexindo, untuk tetap ikut serta sebagai perusahaan jasa pengeboran di Blok Mahakam," terang dia, Kamis (12/2).
Ia mengklaim, selama menjadi kontraktor jasa pengeboran di Blok Mahakam, Apexindo memiliki kinerja keselamatan yang sangat baik. Alhasil, pemerintah ataupun operator Blok Mahakam nanti bisa melihatnya sebagai tolak ukur. "Sejauh ini yang kami ketahui, permasalahan Blok Mahakam yang diributkan hanya perpanjangan pengelolaannya saja, bukan kepada komitmen pengeborannya," ungkap dia.
Kontrak Apexindo di Blok Mahakam sudah sepanjang 20 tahun. Alhasil, pendapatan Apexindo terbesar berasal dari Kontrak Blok Mahakam. "Kontrak di Blok Mahakam tersebut berkontribusi sekitar 70%," ungkap dia.
Adapun pendapatan perusahaan secara keseluruhan yang didapat pada tahun 2014 mencapai US$ 250 juta. Berarti, kontrak Blok Mahakam berkontribusi sekitar US$ 170 juta. "Bukannya kami menyombongkan diri, siapapun pengelola Blok Mahakam nantinya, pasti memakai Apexindo," klaimnya.
Tetapi dia menjelaskan, bila akhirnya memang Apexindo tidak diikutsertakan sebagai kontraktor jasa pengeboran di Blok Mahakam, hal tersebut tidak akan dipaksakan, namun Abidinsyah menekankan, bahwa Apexindo merupakan aset nasional yang bisa diandalkan. "Menurut saya tidak apa-apa, kami masih punya kontrak dengan yang lain," ujarnya.
Seperti diketahui, Apexindo memiliki kontrak diberbagai negara dengan kontribusinya tidak sebesar Blok Mahakam, diantaranya, yakni dengan PT Vico di Kilang Badak, Kalimantan Timur yang masih berjalan Selama 30 tahun. Serta dengan ChonocoPhillips di Sumatera Selatan, Jambi. "Ini bukti kami masih dipertahankan selama 30 tahun, karena aspek yang kami tekankan adalah savety record," tandas dia.
Namun sampai saat ini pihaknya belum melakukan berdiskusi dengan Pemerintah terkait jasa migas yang akan dipakai Pertamina dalam pengelolaan Blok Mahakam. "Karena kontraktor jasa pengeboran akan diikutsertakan secara lelang terbuka," kata dia memberi alasan.
Sudah dapat kontrak
Apexindo dari hingga tahun 2017 sudah mendapatkan kontrak sebesar US$ 614,2 juta. Dari total kontrak, ada yang selesai di tahun depan, ada pula yang akan selesai di tahun 2016 serta di tahun 2017.
Nilai tersebut berasal dari 14 kontrak kerja yang berasal dari sejumlah klien perseroan. Dari keseluruhan nilai tersebut masih didominasi oleh kontrak pengeboran atas rig lepas pantai atau offshore. Perinciannya: sebesar 80% dari kontrak US$ 614 juta tersebut merupakan pengeboran offshore, sementara sisanya merupakan pengeboran onshore.
Sementara, dari total kontrak US$ 614 juta itu, sekitar US$ 150 juta hingga US$ 200 juta bisa dibukukan untuk tahun 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News