Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perusahaan jasa pengeboran PT Apexindo Pratama Duta Tbk lebih banyak membidik tender proyek di sektor panas bumi alias geothermal pada tahun ini. Order jasa pengeboran minyak dan gas (migas) yang sepi menjadi pertimbangan mereka.
Pemicu order jasa pengeboran migas sepi adalah harga minyak maupun gas yang belakangan menurun. Penyebab lain adalah skema gross split alias bagi hasil eksplorasi migas.
Kedua hal tersebut membikin kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) menunda proses ekplorasi. Buntutnya, perusahaan jasa pengeboran seperti Apexindo terkena imbas.
Tak heran kalau tahun ini Apexindo lebih banyak berharap pada proyek jasa pengeboran panas bumi. "Mayoritas perusahaan yang membuka tender justru di segmen panas bumi, di kondisi saat ini lebih banyak peluang di panas bumi daripada migas," ujar Frieda Salvantina, Sekretaris Perusahaan PT Apexindo Pratama Duta Tbk kepada KONTAN, Jumat (10/2).
Lagipula secara teknis, Apexindo juga mempunyai rig di darat (onshore) dan rig di tengah laut (offshore) yang bisa mengakomodasi kebutuhan pengeboran migas maupun panas bumi. Rig darat Apexindo memiliki spesifikasi 1.000 horse power (hp) - 2.000 hp. Sementara rig di tengah laut perusahaan itu memiliki spesifikasi 3.000 hp.
Hanya saja Apexindo tak bersedia membeberkan tender-tender jasa pengeboran panas bumi yang diincar. Perusahaan berkode saham APEX di Bursa Efek Indonesia tersebut cuma menyatakan, optimistis tingkat keterpakaian alias utilisasi rig tahun ini bisa menyentuh angka 70%.
Sebagai perbandingan, utilisasi rig Apexindo tahun 2016 mencapai 66%. Berdasarkan pemberitaan KONTAN sebelumnya, tahun lalu mereka mengikuti 20 tender jasa pengeboran migas. Apexindo lantas mengantongi tiga kontrak baru.
Meskipun sedang asyik memburu tender jasa pengeboran panas bumi, Apexindo tak meninggalkan begitu saja sektor migas. Lagi-lagi tanpa membeberkan detail, manajemen perusahaan mengaku tengah menjajal sejumlah peluang jasa pengeboran migas.
Yang terang, Apexindo punya acuan dalam mengikuti tender proyek. Salah satunya adalah kemampuan klien membayar jasa. "Dalam kondisi sulit seperti sekarang, kami sangat menghindari adanya pembayaran yang macet," tutur Frieda.
Supaya bisnis tahun ini mulus, Apexindo mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 10 juta. Mayoritas capex akan mereka pakai untuk memelihara rig.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News